Minggu, 30 Oktober 2011

Si Kunci

TELEPON berdering. Dari seberang suara mbak Nanin Indah mengabarkan kunci laci mejanya bermasalah. Sejurus kemudian saya meluncur ke TKP. Ke office 103. Kerusakan itu tak seberapa serius, saya kira. Kunci dan cylinder itu memang bukan 'suami-istri'. Ia bukan pasangan sah. Makanya, ia tidak bisa muter. Jadi?

“Harus ganti baru, mbak. Atau kalau mau lebih murah, ya diduplikatkan saja anak kuncinya,” jawab saya.

Sampai titik itu semua beres. Mbak Nanin setuju untuk diduplikatkan saja. Saya balik kanan grak menunggu kabar selanjutnya.


Ketika kunci duplikat selesai, telepon berdering lagi. Mengabari hal agak diluar dugaan saya. Anak kunci itu telah disesuaikan sebagai 'suami', tetapi tetap ada masalah. Bisa berputar, tetapi gagal mengunci. Ini dia; kunci tidak bisa mengunci! Aneh. Seaneh penyanyi tak bisa menyanyi, atau atasan yang tidak bisa mengatasi.

Sekalipun saya bukan ahli kunci, sebagai bagian dari tugas, saya meluncur lagi ke TKP yang sama. Saya utak-atik. Saya putar kekiri dan kekanan. Lalu saya susul dengan gelengan kepala kekiri-kekanan. Dalam gelengan itu saya artikan sebagai; saya harus meminta bantuan teman yang lebih ahli tentang dunia perkuncian; 'oknumnya' adalah cak Tris.

Dan benarlah yang saya duga. Cak Tris, dengan kemampuan 'linuwihnya', hanya melakukan 'operasi kecil' atas kunci yang bermasalah itu. Beres. Key word dari hal ini adalah; serahkan sesuatu pada ahlinya.


Saya telah searching, tetapi belum menemukan oleh siapa kunci itu diciptakan dan sejak kapan ia digunakan. Dan malah, ketika saya minta bantuan mbah Google mencari (dengan lebih dulu menulis kata kunci 'kunci', yang muncul adalah kunci sukses, kunci meraih kebahagiaan, kunci bermain gitar dst, dsb...

Ya, dalam banyak (kalau tidak disebut semua) bidang, adalah semacam lacinya mbak Nanin. Ada pintunya, sekaligus ada kuncinya.

Untuk membuat tulisan inipun saya memakai kunci. Ia menjadi laksana password  untuk masuk kesebuah akun. Dalam hal ini, agar saya bisa masuk dan 'memasuki' sampeyan yang sampai kalimat ini masih sudi-sudinya membaca catatan ini.

Diseantero tempat, banyak aneka 'kunci' yang bisa jadi cocok untuk 'cylinder' kita. Kita bisa, kalau mau, dengan mudah mencomotnya. Buku-buku motivasi, atau petuah-petuah bijak adalah juga 'kunci'. Kisah-kisah orang sukses dengan segala jalan terjal berliku prosesnya adalah 'kunci'. Tidak ada yang salah ketika kita meng-copy paste-nya. Tidak harus sama persis. Karena, saya pernah membaca seorang pebisnis sukses yang memakai rumus ATM. Amati, tiru dan modifikasi.

Okelah. Upaya boleh ditiru, tetapi rejeki ada yang mengatur. Bisa jadi sampeyan adalah pencipta lagu dan istri sampeyan hobby fotografi, tetapi sampeyan berdua bukan presiden dan ibu negara. Karena hanya ada sepasang suami-istri dengan hobby begitu yang sedang beruntung menjadi pemimpin negara besar ini.

Maaf, kalimat diatas itu terlalu lebay. Namun, “Success is my right,” kata seorang motivator.
Mau?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar