Tampilkan postingan dengan label Tracking Telkom-4. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tracking Telkom-4. Tampilkan semua postingan

Jumat, 05 Juni 2020

BaliTV Pindah ke Telkom-4



HARI-HARI ini sedang hangat perihal persatelitan dibahas teman-teman tracker jalur langit. Mula-mula tentang satelit pengganti Palapa-D yang gagal mencapai orbit, yang berdampak kepada banyak siaran yang terpancar melalui satelit Palapa-D tersebut kelimpungan. Ancang-ancang pindah rumah. Ke satelit lain.

Pembetitahuan transponder di
satelit Telkom-4 pada layar BaliTV.
Selanjutnya tentang Ninmedia. Saluran TV Satelit yang mendaku dirinya sebagai TV Rakyat Indonesia ini pun sedang jadi buah bibir. Pasalnya, tiada angin tiada hujan, satu transpondernya hilang. Tak terdetek. Runtutan berikutnya, sekian saluran televisi ikutan menghilang. Tiada angin atau tiada hujan? Belum tentu begitu. Tak ada asap kalau tak ada api. Menurut beberapa teman, naga-naganya si Ninmedia sedang 'kesulitan' keuangan. Atau si operator satelit Chinasat-11 minta harga sewa transponder naik. Tawar-menawar tak ketemu harga pas, maka tak lanjut tancap gas.

Saya tahu diri. Bahwa saya tak begitu paham apa yang sebenarnya sedang terjadi di dunia persilatan persatelitan. Yang saya tahu, di JCsat-4B, sejak akhir bulan Mei kemarin, si 'besar' BigTV juga undur diri. Kukut.

Maka, dari tiga antena saya (4 LNB; 2 C-band, 2 Ku-band), praktis saya kali ini hanya menggunakan 2 antena saja; 3 LNB. Ninin dan Palkom. Itu pun si Ninin akan segera boyongan ke satelit lain. Kemana? JCSat-4BMeasat atau SES-9? Kita lihat saja nanti. Mudah-mudahan benar-benar hanya pindah. Bukan hilang. Bukan gulung tikar.

Transponder BaliTV di Palapa-D
yang kini sudah gelap gulita.
Kembali tentang satelit Palapa-D. Yang pemain penggantinya gagal tampil, sementara si Palapa-D sendiri sudah uzur. Sudah hampir kehabisan tenaga. Tak kuat lagi berlama-lama di angkasa. Expired. Lalu, mau tak mau sekian banyak kanal yang mukim disitu mulai boyongan. Misalnya BaliTV. Yang pindah ke Telkom-4. Selanjutnya SCTV dan saudaranya (Indosiar) akan juga pindah ke Telkom-4. 

Sepertinya akan ada lagi yang hengkang dari Palapa-D ke Telkom-4 atau satelit lain. Kita tunggu saja nanti. Sambil menunggu si Corona juga minggat dari sekitar kita.

Intensitas dan kualitas sinyal
BaliTV di receiver Matrix Burger S2 saya.
Bagi pemirsa yang kehilangan BaliTV di Palapa-D, caranya bisa langsung melakukan setting di satelit Telkom-4. Lupakan transponder BaliTV di Palapa-D laiknya melupakan mantan. Mari merapat ke pelukan kekasih baru; satelit Telkom-4. Masukkan transponder 3937, polarisasi Horizontal, symbol rate 1640. Lakukan scan. Kalau siaran lain macam antvTransTVTrans|7 atau CNN Indonesia & CNBC di satelit Telkom-4 bening, dijamin siaran BaliTV juga clink. Dengan cara itu, sekarang kita bisa mengikuti lagi beragam acara kesukaan dari televisi andalan Pulau Dewata ini.*****


Minggu, 24 Februari 2019

Tracking Satelit Telkom-4

SEPERTI pernah saya bilang tempo hari, belakangan ini saya makin jarang nonton tivi. Lebih-lebih tentang berita politik. Lebih-lebih tentang talk show yang mempertemukan dua kubu paslon. Yang sama-sama punya kekuatan otot leher luar biasa kuat dalam berdebat. Memperdebatkan perdebatan. Selalu menilai calonnya yang benar. Yang unggul. Yang layak untuk menjadi pemimpin berikutnya. Hal wajar, memang. Bagi mereka. Bagi saya? Oh, belum tentu.

Perdebatan macam itu sepertinya (sepertinya lho ya...) juga menjadi konten andalan media penyiaran (televisi) di acara prime time. Di jam tayang utama begitu, konon, tarif iklannya juga muahal. Jadi? Perdebatan antar kubu di televisi itu, selain (tentu saja) bersifat politis, bisa jadi ada pula sisi bisnisnya. Sebagaimana acara gosip di televisi yang acap menjadi perbincangan di ranah publik, debat politik belakangan ini telah pula menjadi perhelatan perdebatan nasional. Nyaris semua orang. Dengan latar belakang apa pun. Lebih-lebih yang juga telah punya kecenderungan memilih jagoannya. Iya, masing memang telah punya pendukung fanatik. Yang bukan saja bisa sangat membenarkan pernyataan dan perbuatan benar calonnya, namun bisa pula membenarkan (dengan berbagai argumentasi) kesalahan calonnya.

Perdebatan antar pendukung fanatik begitu, tentu tak ada ujung. Adakah untungnya? Entahlah.