Senin, 10 Desember 2012

Nama Bunga

TANAMAN hias berbatang menjalar berbunga merah itu saya mengenalnya bernama 9-3. Nama ini disematkan kepadanya karena bunga-bunganya itu merekah saat jam pagi dan akan mengatup lagi saat jam 3 sore. Tetapi, “Bunga buka kantor,” begitu nama yang dikenal oleh istri saya.

Saya tak mempermasalahkannya. Seperti saya yang tetap mengenal bunga desember sekalipun di depan rumah tetangga saya bunga itu telah merekah saat bulan masih awal Nopember. Sementara, sebagai bunga, ada yang dinikmati adalah daunnya aja. Misalnya, bunga 'kuping gajah'. Tanaman hias berdaun lebar-lebar ini sama sekali bunganya tidak indah, tetapi ayah saya sejak dulu gemar sekali memeliharanya. Karena daunnya yang lebar-lebar itu lantas kami mengenalnya sebagai kuping gajah (telinga gajah). Sebuah penamaan yang masuk akal. Semasuk akal nama 'beras kutah' untuk jenis tanaman hias yang sekujur daunnya dipenuhi bercak-bercak putih laksana beras tumpah.

Tetapi tentu saja nama bunga tak melulu disesuaikan dengan penampilannya. Daunnya yang bergelombang itu, tentu pantasnya hanya dinamakan bunga daun gelombang. Tetapi sepertinya itu kurang keren. Maka, di akta kelahirannya, ia dinamakan bunga gelombang cinta. Biarlah, karena bukankah itu makin terdengar indah. Indah dan bombastis! Walau kini nasibnya tragis.

Ada lagi yang namanya bunga sepatu. Sumpah, belum pernah saya menemui model sepatu seperti bentuk bunga itu. Mungkin, si dewa pemberi nama bunga kala itu sedang kehabisan ide ketika menamakannya. Atau si dewa sedang ada masalah dengan keluarganya. Mungkin ia sedang jengkel disindiri oleh mertuanya karena saban hari lebih sibuk menamai setiap bunga sampai lupa mencari uang untuk membeli beras demi anak-istrinya.

Maka ketika di depan rumah ada sejenis tanaman hias berdaun panjang kaku dan lancip-lancip, dengan mantap si dewa menamakannya; bunga lidah mertua!*****