Silakan KLIK disini: Samsat Surabaya Timur di Manyar Kertoarjo (Foto: Dok. Pribadi) |
UNTUK
membayar pajak kendaraan bermotor, sekarang ini, mudah sekali. Cukup
datang ke Samsat
Corner
di mal-mal, jadilah. Atau membayar lewat Samsat Drive Thru dengan
tanpa turun dari kendaraan. Cepat sekali. Dan kalau masih ada orang
yang menggunakan jasa calo untuk hal yang sangat mudah sekali itu,
sungguh patut dipertanyakan alasannya.
Tetapi,
untuk membayar pajak kendaraan lima tahuhan (ganti plat nomor) yang
harus datang langsung ke kantor Samsat apakah semudah dan secepat
membayar pajak tahunan di Samsat Corner di mal?
Loket Cek Fisik.(Foto: Dok. Pribadi) |
Berbekal
bayangan masih ribetnya birokrasi di kantor Samsat, banyak sekali
orang langsung menyerahkan urusan itu melalui tangan calo. Nah,
sebenarnya seberapa sulitkah mengurus sendiri pajak lima tahunan itu
di Samsat dan butuh waktu berapa lama?
Kemarin
(5 Mei 2015) saya meneguhkan diri mengurus sendiri hal itu di kantor
Samsat. Karena domisili saya di Surabaya Timur, saya termasuk daerah
kerja Samsat Manyar. (Kendaraan saya ini masih atas nama tetangga,
karena ketika beli dulu saya belum masuk sebagai 'warga negara' Surabaya. Nah untuk itu
saya menyiapkan Surat Kuasa yang saya ketik sendiri lengkap dengan
materai senilai 6000 rupiah).
Lewat
jalan Ir. Soekarno (MERR) dari rumah sampai ke kantor Samsat di jalan
Manyar Kertoarjo hanya memakan waktu seperempat jam. Saya lihat jam
dinding di ruang petugas administrasi Cek Fisik masih menunjuk angka
8.12 WIB. Dan pelayanan Samsat sudah mulai ramai.
Esek-esek nomor mesin dan nomor rangka kendaraan. (Foto: Dok. Pribadi) |
Dari
pintu gerbang, saya langsung membawa kendaraan ke area cek fisik.
Bertanya kepada petugas berseragam krem/kekuningan, saya diarahkan ke
loket 1 untuk mengambil formulir cek fisik dulu. Selembar kertas itu
telah ada semacam kertas sticker untuk menggesek nomor rangka dan
nomor mesin kendaraan. Petugas cek fisik menggesek dengan cekatan.
Benar, pada kaca loket tertulis 'cek fisik gratis', tetapi saya lihat
nyaris semua orang memberi tip lima atau sepuluh ribu rupiah ke
petugas cek fisik. Kalau dikalikan, dengan sebegitu banyak kendaraan
yang cek fisk saban hari, tentu sangatlah besar uang tip yang
diterima petugas berseragam biru itu. (Saya tak tertarik untuk mereka-reka;
uang itu 'dimakan' sendiri atau dibagi rata ke petugas/bagian lain
demi sama rasa-sama rata...)
Setelah
cek fisik, kendaraan dianjurkan dipindah ke tempat parkir di seberang
jalan. Dan di dekat kantin tak jauh dari tempat parkir itu, kita bisa
memfoto kopi berkas yang kita pegang, termasuk BPKB dan STNK lama.
Tak usah bilang ini-itu, petugas foto kopi sudah paham betul berapa
lembar kopi yang dibutuhkan untuk tujuan yang dimaksud. Plus-nya
lagi, petugas foto kopi tanpa diminta akan menata dan menstaples
berkas-berkas itu pada map. Biayanya? Lima ribu rupiah saja.
Ruang tunggu lapang dan dingin. (Foto: Dok. Pribadi) |
Dari
situ saya kembali ke loket cek fisik untuk mendapatkan stempel
legalisir petugas cek fisik. Lalu diarahkan ke loket 1 untuk
diperiksa. Setelah itu, disilakan masuk ke ruang dalam menuju loket
6; berkas yang sudah ditata tukang foto kopi dirapikan lagi.
Berikutnya disarankan menuju loket nomor 23. Antri sebentar,
dipanggil petugas loket 25; membayar pajak kendaraan. Duduk lagi di
ruang tunggu yang luas dan berpendingin. Tak lama kemudian petugas
loket 27 memanggil untuk membayar biaya STNK dan plat nomor baru;
nilainya delapan puluh ribu rupiah. Oleh petugas loket 27 saya
diarahkan untuk antri di depan loket 28.
Pada
tanda loket 28 ini tertulis sebagai loket penyerahan STNK dan plat
nomor polisi baru. Ini loket terakhir sebelum urusan di Samsat ini
beres, pikir saya. Sambil menunggu, saya mengedarkan pandang.
Penilaian saya, fasilitas di Samsat Manyar ini termasuk bagus. Ada
ruang tunggu dan loket khusus lansia, ada pula ruang khusus ibu
menyusui. Karena saya merasa belum lanjut usia maka saya menunggu di
ruang dengan kursi yang tak empuk dibanding sofa di ruang tunggu
lansia itu. Termasuk saya tidak duduk di ruang ibu menyusui karena
saya bukan ibu-ibu. Hehe....
Ruang tunggu Lansia. (Foto: Dok. Pribadi) |
Sepuluh
menit menunggu di depan loket 28, baru nama saya dipanggil. “Ini
tanda terimanya,” kata petugas.
“Plat
nomor dan STNK-nya?” tanya saya.
“Ambil kesini enam bulan lagi,” jawab petugas laki-laki dengan nada ketus
tidak, ramah juga tidak. Sampai-sampai ia tidak mengucap maaf untuk
hal yang rentang waktunya sangat lama itu. Mungkin ia berlaku begitu
karena telah ada kalimat permintaan maaf pada banner di sudut depan
meja loket 28 tentang pemberitahuan dimaksud.
Saya
pulang dari kantor Samsat dengan hanya mengantongi bukti pembayaran
pajak kendaraan dan tanda terima pembayaran STNK plat nomor yang
jadinya masih setelah lebarah haji nanti itu.
Nah,
kalau dihitung, dari sejak saya datang tadi, sampai selesai ini,
memakan waktu tak lebih dari dua jam dengan perincian semua tahapan
saya urus sendiri sesuai prosedur yang terbilang lancar jaya.
Untuk membayar pajak tahunan, lebih enak disini saja. (Foto: Dok. Pribadi) |
Walau
saya sudah bilang telah selesai mengurus sendiri, masih saja ia
memberi nomor ponselnya agar, “Kalau lain kali mengurus, atau ada
tetangga Bapak yang butuh, bisa langsung menghubungi saya, Pak. Saya
tiap hari disini kok,” ujarnya.
Oh,
ternyata ini salah satu calonya. Biaya jasanya duapuluh ribu saja
(dengan janji) satu jam selesai. Atau, kita memilih menangani sendiri
urusan di Samsat ini dengan memakan waktu dua jam selesai? *****
Klik disini: pengalaman mengambil STNK, plat nomor dan BPKB ke Samsat Manyar.
Klik disini: pengalaman mengambil STNK, plat nomor dan BPKB ke Samsat Manyar.
Ikut ngasih tip jg Kang ?
BalasHapusStnk saya malah baru keluar setahun :-(
Enak sekali tukang cek fisik itu. Gesek-gesek gak sampai sepuluh menit dapat tip. Tadinya sih saya gak mau ngasih, eh lihat orang lain ngasih kok saya jadi latah. Maksud hati memberi limaribu, lha kok yang ketarik keluar dompet sepuluh ribu. Itu apes pertama, apes kedua ya itu, karena (konon) material STNK dan palt nomor lagi kosong, dua barang itu jadinya setengah tahun...
HapusEh, untung ya (janjinya) cuma setengah tahun. Ketimbang Sampeyan yang malah setahun. :)
(Terima kasih sudah mampir ke kedai saya yang teramat sederhana ini.)