Minggu, 04 Desember 2011

Musim Bencana

HALAMAN depan koran yang saya baca hari ini memampang peta. Peta bukan sembarang peta; peta bencana. Beginilah, musim hujan senantiasa datang berombongan bersama musim-musim yang lain. Musim banjir, musim angin putting beliung, musim pohon dan bangunan roboh dst, dsb.

Tetapi, sebencana-bencananya di negeri ini, bila belum ada lagunya Ebiet G Ade yang diputar berulang-ulang di semua stasiun televisi, itu artinya si bencana masih dalam taraf 'kecil'. Rumah roboh kok kecil? Kebanjiran kok kecil? Satu orang tewas kerobohan gedung madrasah di Pamekasan kok kecil?

Seperti sekolah, kesedihan pun ada kelasnya. Ada tingkatannya.Dan, apesnya, tingkatan itu tidak satu kata satu rasa oleh si korban dan si mengurusi bencana. Kelas bencana rutin yang ajeg datang saban tahun itu, turun karena kita pernah ditimpa bencana besar; tsunami Aceh!

Ya, sejak tsunami yang meluluh lantakkan bumi Serambi Mekkah itu, dengan jumlah korban jiwa begitu banyaknya, (yang untuk menguburkan para korbannya ditimbun 'begitu saja' memakai bolduzer,) membuat bencana lain yang datang belakangan. menjadi terkesan kecil. Ia selalu kalah telak oleh bencana Aceh.

Sebulan pasca tsunami Aceh itu, saya dapati seorang bulik (bibi) ipar saya membagi sarung, kaos, dan sabun mandi. Saya yang baru datang turut ditawarinya pula. Mula-mula, demi menghargai sebuah pemberian, saya mau saja sekalipun mutu kain sarung itu tak seberapa bagus. Tetapi, ketika saya tanya darimana mendapatkan sarung dan lain-lain itu, bulik saya menjawab begini; “Ini oleh-oleh dari paman suami saya yang bertugas mengantar bantuan untuk Aceh. Ia mengambil sebagian barang dari kapal yang turut diawakinya.”

Jawaban itu sungguh telah menghilangkan selera saya untuk turut mengambilnya. Saya malu. Saya hanya menyumbangkan pakaian bekas untuk mereka, kok ini malah mau ngambil barang baru yang seharusnya juga untuk mereka?

Sungguh, lagu Ebiet menemukan adegannya disitu, dalam kekalutan, masih banyak tangan, yang tega berbuat nista ho ho ho....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar