![]() |
Si C dan si D milik saya. Tetapi tentu saja penilaian seperti yang saya tulis di artikel di samping ini adalah subyektif semata. Jadi, pilihan tentu terserah Anda. |
Perkara
harga, di pasaran bisa didapati set top box mulai dari 300 ribu
kurang sekian sampai dengan 400 ribu lebih sekian.
Saya
mempunyai empat set top box mulai harga terendah sampai yang lumayan
tinggi. Agar tidak menyebut merek, saya namai set top box saya itu
mulai dari A, B, C dan D. Untuk yang A, karena barang itu baru
berkelas DVB-T, tentu sekarang ia menjadi pengangguran karena siaran
televisi digital yang ada sekarang ini semua telah memakai teknologi
DVB-T2. Untuk yang B, sekalipun sudah berkelas DVB-T2, tepat setahun
saya gunakan, tuner-nya sudah mati plethes. Ia, karenanya,
lalu saya jadikan satu dengan si A agar istirahat dengan tenang di
atas lemari. (Sekalipun begitu, sebenarnya si A dan si B sesekali
masih saya pakai untuk memutar film via USB/flashdisk yang saya rekam
memakai set top box).
Artikel terkait: tracking tv satelit itu relatif tak sulit.
Artikel terkait: tracking tv satelit itu relatif tak sulit.
Nah,
yang masih aktif saya pakai sekarang ini adalah si C dan D.
Si C
adalah merek yang populer di pasaran. Dibanding keluaran terbaru yang
sudah EWS dengan bentuk bodi yang makin mini, punya saya itu masih
keluaran pertama yang belum multi view. Bagaimana dengan
kekuatan tuner-nya?
Begini
ceritanya. Dengan memakai si C itu, siaran yang bisa diterima di
Surabaya ini adalah MUX 506MHz/Ch.25 (MetroTV dkk), lalu 522MHz/Ch.27
(TransTV, Trans|7 dan KompasTV), 586MHz/Ch.35 (TVRI_NAS_
TVRI_SURABAYA, TVRI_3 DAN TVRI HD). Itu saja yang bisa dinikmati
dengan sempurna. Sementara MUX 490MHz/Ch.23 (tvOne dan antv) sudah
dua minggu ini menghilang dari udara. Sedangkan untuk MUX
538MHz/Ch.29 (SCTV NETWORK, INDOSIAR NETWORK, O CHANNEL NETWORK, Live
Feed $ dan Elshinta Radio $, sekaipun ada sinyal, tetapi gambar di
layar seperi kaset CD rusak). Lain lagi dengan MUX 634MHz/Ch.41
(RCTI, MNCTV, GlobalTV) sekalipun sinyal ke-detect, tetapi tidak bisa
di-lock.
Tadinya
saya duga MUX SCTV dkk dan MUX RCTI dkk itu secara power belum
memakai secara penuh, sehingga belum bisa ditangkap dengan sempurna.
Tetapi, “Tidak, Mas. Di daerah saya sinyalnya bagus itu. Saya pakai
set top box merek D,” komentar teman saya lewat ponsel.
Dan
benarlah adanya yang dibilang seorang teman itu. Setelah saya mencoba
memakai set top box merek D, dengan antena yang sama + pesawat
televisi yang juga sama, kedua sinyal dari MUX yang oleh set top box
merek C tidak bisa diterima dengan sempurnya, bisa ditampilkan dengan
bagus sekali. Padahal, secara harga, si D ini selisihnya lebih murah
25 ribu dibanding si merek C.
Yang
ingin saya katakan adalah, kepekaan tak selalu berbanding lurus
dengan kemahalan harga sebuah set top box. Bagaimana menurut pengalaman Anda?
*****
Baca juga:
- Pilih Beli DVB-T2 atau DVB-S2?
- Tips Membeli Set Top Box
- Selamat Tinggal TV Digital Terrestrial