DENGAN usianya yang tak lagi muda, Hugh Hefner mengaku bahwa kehidupan seksualnya tak lagi sama dengan masa mudanya. Tapi, bos Playboy ini punya cara jitu untuk mengatasinya!
Pria berusia 85 tahun ini mengaku bahwa dirinya masih berhubungan secara aktif. Hanya saja, staminanya memang tak seprima dulu, yang membuatnya lebih pasif.
"Aku adalah penemu revolusi seksual. Aku sangat bangga atas hal ini," ujar Hefner membenarkan bahwa seks masih menjadi bagian besar dalam hidupnya.
"Tapi aku takkan bilang bahwa hal ini masih sama dengan ketika aku masih 50 tahun. Tapi kau tahu, aku adalah pria yang romantis, dan kurasa seks, atau keintiman dalam seks, adalah sebagian besar darinya," lanjutnya.
Ketika ditanya bagaimana caranya mempertahankan hubungan seksual yang aktif di usia senjanya, Hefner menjawab, "Aku hanya membiarkan gadis-gadisku yang bekerja lebih keras," jawabnya.
Insiden batalnya pernikahan Hefner dan Harris beberapa bulan yang lalu ternyata tak lantas membuatnya kapok dengan pernikahan. Hefner mengaku masih ingin menikah, walau tak menjadi prioritas baginya.
"Apa yang kucari dari hidupku adalah hubungan kasih yang romantis, ini yang paling penting. Jadi aku tak menghapus kemungkinan pernikahan, hanya saja tak menjadi prioritas besar," aku Hefner.
Hmm, kapan nih pensiun? "Aku pensiun kalau aku sudah mati. Kurasa bekerja, mencinta, dan bermain adalah alasan yang membuatku tetap hidup," pungkasnya. (spl/mae)
Serius saya mengakui, artikel diatas saya copy-paste 100% dari suatu situs. Tetapi disaat yang sama saya berdoa, juga secara serius; semoga saya dan anak turun saya terhindar dari meng-copy-paste kelakuannya!
Tampilkan postingan dengan label serius. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label serius. Tampilkan semua postingan
Rabu, 21 September 2011
Minggu, 18 September 2011
Apa Arti Sebuah FB
“STATUS yang dikomentari rakyat biasanya (yang)lucu atau jenius. Ini menyebabkan banyak status bertendensi melucu atau menjenius agar diperhatikan komentator. Makanya kalau status dicuekin komentator, biasanya terjadi kasus me-like atau mengomentari status sendiri. Saya menulis status ngawur saja. Mau lucu, jenius, atau idiot saya tak peduli. Ada komentar atau tidak, biarin. Dipuji atau dihina, cuek. Menulis status sebaiknya egois, ruwet, morat-marit, ugal-ugalan. Sinting aja,” begitu bunyi status Binhad Nurrohmat. Seorang teman FB saya yang lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Filsafat Driyarkara Jakarta yang memiliki teman FB 4599 ini memang seorang penyair.
Facebook (FB), selain Twitter, memang suatu yang fenomenal saya kira. Ia bisa mengabarkan tentang apapun kepada dunia. Real time. Tak peduli sebetapa pun tak pentingnya kabar itu. Sering kita dapati status hanya berisi keluh kesah yang remeh temeh. Dan, uniknya, keluh kesah remeh temeh itu dikomentari dengan antusias. Hal sama juga terjadi pada kicauan di Twitter.
Khusus tentang FB ini, saya melakukan ‘wawancara’ dengan beberapa teman FB saya. Baik yang secara langsung memang saya sudah kenal, maupun yang saya kenal lewat FB dan kemudian menjadi akrab tetapi hanya sebatas dalam dunia maya.
Pertama-tama saya tanya apa manfaat ber-FB-ria. Tiga dari lima teman memberikan jawaban manfaat FB bisa menemukan kembali teman yang sudah puluhan tahun tidak pernah kontak. Karenanya FB menjadi sarana penyambung silaturahim yang sekian lama terputus.
Dua teman lain memberikan jawaban agak beda.
“Menyalurkan suara hati, pikiran, dan gagasan saya,” jawab Labih Basar, fesbuker yang artikelnya banyak saya temui di media cetak lokal maupun nasional kelahiran 12 Juli 1965 ini mempunyai 3234 teman.
Mohammmad Faizi, fesbuker yang praktisi pendidikan sekaligus sastrawan, mengungkapkan tujuannya ber-FB, ”Berteman secara serius, seperti di alam nyata, untuk menambah wawasan karena kayaknya lebih dari 80% saya kenal dengan teman-teman FB saya,” jawab lelaki bersahaja yang selalu memakai songkok ini. Bahkan, ketika tampil di sebuah acara sastra di Eropa beberapa bulan lalu, songkok itu nyaris tidak pernah ditanggalkannya.
Ketika saya tanya apa kriteria permintaan pertemanan yang diconfirm, lelaki kelahiran Sumenep 27 Juli 1975 yang mempunyai 2811 teman ini menambahkan, “ Tentu yang memerkenalkan diri, atau yang sudah saya ketahui kesamaan seleranya tentang suatu hal sehingga dia mengajukan alasan pertemanan. “
Jawaban yang senada saya terima dari Tia Wahyu, Marsila Saad dan Swadji. Hanya Labih Basar yang sedikit berbeda. Fesbuker yang menggauli FB sejak tiga tahun lalu ini menjawab, ” Kalau saya kebanyakan wanita. Pertimbanganya, yang banyak aktif ber-FB adalah wanita. Walau kadang soal politik mereka jarang doyan.”
“Saya suka status motivasi atau sesuatu yang boleh membuat saya berfikir dan boleh dihayati,” jawab Marsila Saad teman FB saya asal Malaysia. Perempuan kelahiran 28 Oktober ini juga merasakan manfaat lain dalam FB. Sebagai orang yang menerjuni bisnis online lewat bendera Sheen’s Collection, FB bisa dijadikan sarana promosi sekaligus menjaring customer.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Tia Yusuf. Perempuan Sidoarjo kelahiran 17 April yang hobby design ini memang menggeluti bidang yang sama dengan Marsila. Ia mempunyai gerai di sebuah mall di kota udang Sidoarjo dengan mengibarkan Nayakah Fashion sebagai nama.
Seberapa sering main FB?
“Jarang sekali. Mungkin seminggu sekali atau dua kali. Karena saya mengelola 4 blog. Jadi, ketika online, saya tidak hanya mengurus FB,” jawab Mohammad Faizi, yang beberapa bulan lalu meluncurkan buku kumpulan puisi terbarunya berjudul Permaisuri Malam.
“Sering kalau sedang nganggur ,” timpal Tia Yusuf.
“Status yang sering mbak Tia tulis apa?,” tanya saya.
“Status macam-macam. Pengalaman pribadi, tentang anak, tentang perjalanan, tentang alam, syair lagu, ucapan teman, tingkah polah yang tak biasa. Atau sekedar iseng saja, yang tidak ada arti dan efeknya. (Pokoknya) suka suka saja.”
Menjawab pertanyaan yang sama, “Opini politik dan moral,” kata Labih Basar.
Marsila Saad menambahkan,” Saya update status dalam dua kali sehari, atau apabila ada perkara yang menarik yang ingin dikongsi. Saya sering menulis tentang masakan, atau isu semasa,” tuturnya dalam 'cakap' Malaysia.
Yang jelas,” Tergantung suasana batin,” ujar Mohammad Faizi.
Pernahkah terbersit keinginan untuk menonaktifkan akun FB secara permanen?, tanya saya.
“Tidak pernah.Tidak tahu sampai kapan,” jawab Suwaji yang bekerja di Surabaya Town Square ini.
“Tidak berpikir macam-macam. Kalau luang yang FB-an, jika tidak ya tidak,” Mohammad Faizi menjawab santai.
Labih Basar menimpali, “Tidak pernah. Dosa he he...”
Sepertinya, hanya Tia Wahyu yang mempunyai jawaban berbeda. Ia pernah ingin ‘bercerai’ dengan FB. Alasannya? “Kadang (lagi) suntuk aja , karena banyak (pesan di) inbox yang gak jelas jluntrungan nya.”
Begitulah. Ada banyak alasan orang untuk main FB. Apa alasan Anda?*****
Facebook (FB), selain Twitter, memang suatu yang fenomenal saya kira. Ia bisa mengabarkan tentang apapun kepada dunia. Real time. Tak peduli sebetapa pun tak pentingnya kabar itu. Sering kita dapati status hanya berisi keluh kesah yang remeh temeh. Dan, uniknya, keluh kesah remeh temeh itu dikomentari dengan antusias. Hal sama juga terjadi pada kicauan di Twitter.
Khusus tentang FB ini, saya melakukan ‘wawancara’ dengan beberapa teman FB saya. Baik yang secara langsung memang saya sudah kenal, maupun yang saya kenal lewat FB dan kemudian menjadi akrab tetapi hanya sebatas dalam dunia maya.
Pertama-tama saya tanya apa manfaat ber-FB-ria. Tiga dari lima teman memberikan jawaban manfaat FB bisa menemukan kembali teman yang sudah puluhan tahun tidak pernah kontak. Karenanya FB menjadi sarana penyambung silaturahim yang sekian lama terputus.
Dua teman lain memberikan jawaban agak beda.
“Menyalurkan suara hati, pikiran, dan gagasan saya,” jawab Labih Basar, fesbuker yang artikelnya banyak saya temui di media cetak lokal maupun nasional kelahiran 12 Juli 1965 ini mempunyai 3234 teman.
Mohammmad Faizi, fesbuker yang praktisi pendidikan sekaligus sastrawan, mengungkapkan tujuannya ber-FB, ”Berteman secara serius, seperti di alam nyata, untuk menambah wawasan karena kayaknya lebih dari 80% saya kenal dengan teman-teman FB saya,” jawab lelaki bersahaja yang selalu memakai songkok ini. Bahkan, ketika tampil di sebuah acara sastra di Eropa beberapa bulan lalu, songkok itu nyaris tidak pernah ditanggalkannya.
Ketika saya tanya apa kriteria permintaan pertemanan yang diconfirm, lelaki kelahiran Sumenep 27 Juli 1975 yang mempunyai 2811 teman ini menambahkan, “ Tentu yang memerkenalkan diri, atau yang sudah saya ketahui kesamaan seleranya tentang suatu hal sehingga dia mengajukan alasan pertemanan. “
Jawaban yang senada saya terima dari Tia Wahyu, Marsila Saad dan Swadji. Hanya Labih Basar yang sedikit berbeda. Fesbuker yang menggauli FB sejak tiga tahun lalu ini menjawab, ” Kalau saya kebanyakan wanita. Pertimbanganya, yang banyak aktif ber-FB adalah wanita. Walau kadang soal politik mereka jarang doyan.”
“Saya suka status motivasi atau sesuatu yang boleh membuat saya berfikir dan boleh dihayati,” jawab Marsila Saad teman FB saya asal Malaysia. Perempuan kelahiran 28 Oktober ini juga merasakan manfaat lain dalam FB. Sebagai orang yang menerjuni bisnis online lewat bendera Sheen’s Collection, FB bisa dijadikan sarana promosi sekaligus menjaring customer.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Tia Yusuf. Perempuan Sidoarjo kelahiran 17 April yang hobby design ini memang menggeluti bidang yang sama dengan Marsila. Ia mempunyai gerai di sebuah mall di kota udang Sidoarjo dengan mengibarkan Nayakah Fashion sebagai nama.
Seberapa sering main FB?
“Jarang sekali. Mungkin seminggu sekali atau dua kali. Karena saya mengelola 4 blog. Jadi, ketika online, saya tidak hanya mengurus FB,” jawab Mohammad Faizi, yang beberapa bulan lalu meluncurkan buku kumpulan puisi terbarunya berjudul Permaisuri Malam.
“Sering kalau sedang nganggur ,” timpal Tia Yusuf.
“Status yang sering mbak Tia tulis apa?,” tanya saya.
“Status macam-macam. Pengalaman pribadi, tentang anak, tentang perjalanan, tentang alam, syair lagu, ucapan teman, tingkah polah yang tak biasa. Atau sekedar iseng saja, yang tidak ada arti dan efeknya. (Pokoknya) suka suka saja.”
Menjawab pertanyaan yang sama, “Opini politik dan moral,” kata Labih Basar.
Marsila Saad menambahkan,” Saya update status dalam dua kali sehari, atau apabila ada perkara yang menarik yang ingin dikongsi. Saya sering menulis tentang masakan, atau isu semasa,” tuturnya dalam 'cakap' Malaysia.
Yang jelas,” Tergantung suasana batin,” ujar Mohammad Faizi.
Pernahkah terbersit keinginan untuk menonaktifkan akun FB secara permanen?, tanya saya.
“Tidak pernah.Tidak tahu sampai kapan,” jawab Suwaji yang bekerja di Surabaya Town Square ini.
“Tidak berpikir macam-macam. Kalau luang yang FB-an, jika tidak ya tidak,” Mohammad Faizi menjawab santai.
Labih Basar menimpali, “Tidak pernah. Dosa he he...”
Sepertinya, hanya Tia Wahyu yang mempunyai jawaban berbeda. Ia pernah ingin ‘bercerai’ dengan FB. Alasannya? “Kadang (lagi) suntuk aja , karena banyak (pesan di) inbox yang gak jelas jluntrungan nya.”
Begitulah. Ada banyak alasan orang untuk main FB. Apa alasan Anda?*****
Sabtu, 03 September 2011
Ketika Kanker Payudara Mendera
KALAU sampeyan sudah pernah membaca tulisan (fiksi) saya berjudul Pulang disini, tentu sampeyan menemukan sebuah tugu gemuk, pasar Senin dan rumah mungil di timurnya. Dalam pulang (baca: mudik) saya yang sesungguhnya tempo hari, tugu itu tetap ada, pasar Senin juga (walau sekarang menyempit, karena sebagian telah beralih fungsi sebagai permukiman) dan rumah di timur pasar itupun tetap ada. Nyata. Dan dari situlah tulisan ini saya mulai.
Kalau dalam fiksi si penghuni rumah mungil itu seorang ibu yang 'gila' memikirkan anaknya yang teroris, dalam alam nyata rumah itu dihuni perempuan 54 tahun. Tak gila. Waras. Walau salah satu anaknya kurang dari itu. Pernah beberapa kali masuk-keluar RSJ. Anak satunya lagi, waras tetapi nakal. Baru tamat SMP dan tak mau melanjutkan. Kerjaannya hanya ubyak-ubyuk kesana-kemari.
“Tiap hari hanya minta uang saja. Nggerus ati pokok'e. Jangankan mau bantu-bantu”, suara perempuan itu pelan. Nyaris disertai desis. Menahan sakit.
”Iya, di bawah ketiak kiri ini sesekali masih terasa ketarik”. Ia menyangka rasa sakit itu akibat operasi setahun yang lalu. Operasi?
Iya, perempuan itu sekitar setahun yang lalu menjalani operasi pengangkatan kanker payudara.
Selasa, 23 Agustus 2011
Desas-desus
“MASIH muda,dan sepertinya kurang meyakinkan,”bisik seorang teman menanggapi ustad yang duduk di deretan depan.Sebelum acara buka bersama beberapa waktu lalu.
Saya diam.Rupanya teman saya tadi sedang menilai buku dengan hanya melihat sampulnya saja.Tetapi,ketika tiba waktunya si ustad muda itu memberikan tausiyah,si teman mulai ikutan menyimak.Dan,barangkali malah menikmati ‘buku’ itu dan mulai melupakan 'sampulnya'.
Dalam ceramah yang tak lebih dari tigapuluh menit itu,ada banyak yang disampaikan sebenarnya.Lengkap dengan bumbu joke-joke segar.Tetapi saya hanya akan menuliskan satu poin saja.Yaitu bahwa;setiap doa manusia senantiasa dikabulkan Tuhan.Senantiasa.Dan niscaya.Tetapi kita sering keliru menafsirkan.Dan cenderung menyalahkan Tuhan yang dengan sembrono kita tuduh tidak selalu mengabulkan segala keinginan kita.
”Kita harus membedakan antara kebutuhan dan keinginan,”tutur sang ustad muda yang menjabat pimpinan suatu lembaga sosial yang sangat profesional di Surabaya.”Ingat.Tuhan selalu mencukupi segala kebutuhan kita.Tetapi tidak selalu menuruti keinginan kita.Karena dengan kemahatahuan-Nya,Tuhan tidak ingin kita justru menjadi ‘celaka’ bila segala keinginan kita dipenuhiNya.Percayalah,Tuhan selalu ingin kita ini menjadi makhluk yang baik.Bukan sebaliknya.”
Tentang ‘keinginan’ ini,saya ingat ketika pada sekitar Mei 2005 terjadi sejarah penjualan saham dengan nilai sangat besar di Indonesia.Dalam sekali transaksi nominal yang muncul adalah 18,6 triliun.Sebuah rekor.Nilai penjualan yang bagus itu disebabkan karena perusahaan yang ‘dijual’ juga sedang dalam kondisi sangat bagus.Sekaligus memiliki produk-produk bagus yang menguasai pasaran.
Sebagai perusahaan besar tentulah ia memiliki banyak karyawan.Ribuan bahkan.Dan masalah timbul baru tiga tahun kemudian.Bermula dari desas-desus.Yang berhembus mengusung berita bahwa pemilik lama meninggalkan sejumlah uang untuk dibagikan kepada karyawan yang sekarang tergabung dan bekerja dinakhodai bos baru.
Pada Juni 2008 digelarlah demo besar-besaran.Aktifitas perusahann lumpuh total.Bisa dibayangkan betapa meruginya perusahaan,karena lebih dari seminggu ribuan karyawan mogok kerja dan menuntut uang jasa dari pemilik lama yang ‘konon’ dititipkan ke pemilik baru untuk dibagikan kepada semua karyawan.Angkanya memang sungguh mengiurkan.Karena,masih menurut desas-desus itu,nilai yang menjadi 'hak' karyawan paling tidak mendapatkan 25 juta rupiah per orang!
Pihak managenen menolak adanya uang itu.Dan selalu mengatakan tidak benar berita itu.Tetapi.kita tahu,sebenar apapun informasi yang disampaikan,ia akan mengalami distorsi bila dicelupkan kepada orang yang sedang tenggelam dalam genangan desas-desus.Celakanya lagi,orang-orang ini selalu memengaruhi temannya yang mencoba menggunakan logika ‘sehat’.Mereka selalu mengajak untuk bersama-sama berenang dalam kubangan desas-desus.Dan bahkan sampai menggunakan cara diluar akal sehat;bertanya kepada ‘orang pintar’.Sehembus desas-desus itu menjadi makin seru manakala sang paranormal mengatakan,dari hasil penerawangannya,memang benar uang itu ada!
Pendek cerita,setelah melalu proses yang alot,akhirnya perusahaan memberikan semacam ultimatum:Kembali masuk kerja,atau dianggap mangkir!
Begitulah,sebagian besar memilih kembali bekerja dan mulai melupakan desas-desus itu.Pihak ini mulai sadar untuk kembali bekerja demi mencukupi segala kebutuhannya,dan mengesampingkan ‘keinginan’ yang memang –mungkin—belum saatnya dinikmati.Tetapi sebagian lagi masih ngotot menempuh jalur hukum menuntut ‘uang jasa’ yang ternyata dikemudian hari memang tak terbukti keberadaannya.
Sebagai penutup tulisan ini,saya jadi ingat awal-awal ketika lahirnya tvOne selepas ia bernama Lativi.Sebagai televisi baru yang berformat berita,ada slogan yang ditampilkan sebagai penegas perbedaannya dengan televisi berita lain yang lebih dulu hadir.Dengan suara yang serak-serak ‘seksi’,sambil mengacungkan satu jari,bang Karni Ilyas,sang pemred berujar;”Banyak kabar beredar,hanya satu yang benar...”
Salam.
Saya diam.Rupanya teman saya tadi sedang menilai buku dengan hanya melihat sampulnya saja.Tetapi,ketika tiba waktunya si ustad muda itu memberikan tausiyah,si teman mulai ikutan menyimak.Dan,barangkali malah menikmati ‘buku’ itu dan mulai melupakan 'sampulnya'.
Dalam ceramah yang tak lebih dari tigapuluh menit itu,ada banyak yang disampaikan sebenarnya.Lengkap dengan bumbu joke-joke segar.Tetapi saya hanya akan menuliskan satu poin saja.Yaitu bahwa;setiap doa manusia senantiasa dikabulkan Tuhan.Senantiasa.Dan niscaya.Tetapi kita sering keliru menafsirkan.Dan cenderung menyalahkan Tuhan yang dengan sembrono kita tuduh tidak selalu mengabulkan segala keinginan kita.
”Kita harus membedakan antara kebutuhan dan keinginan,”tutur sang ustad muda yang menjabat pimpinan suatu lembaga sosial yang sangat profesional di Surabaya.”Ingat.Tuhan selalu mencukupi segala kebutuhan kita.Tetapi tidak selalu menuruti keinginan kita.Karena dengan kemahatahuan-Nya,Tuhan tidak ingin kita justru menjadi ‘celaka’ bila segala keinginan kita dipenuhiNya.Percayalah,Tuhan selalu ingin kita ini menjadi makhluk yang baik.Bukan sebaliknya.”
Tentang ‘keinginan’ ini,saya ingat ketika pada sekitar Mei 2005 terjadi sejarah penjualan saham dengan nilai sangat besar di Indonesia.Dalam sekali transaksi nominal yang muncul adalah 18,6 triliun.Sebuah rekor.Nilai penjualan yang bagus itu disebabkan karena perusahaan yang ‘dijual’ juga sedang dalam kondisi sangat bagus.Sekaligus memiliki produk-produk bagus yang menguasai pasaran.
Sebagai perusahaan besar tentulah ia memiliki banyak karyawan.Ribuan bahkan.Dan masalah timbul baru tiga tahun kemudian.Bermula dari desas-desus.Yang berhembus mengusung berita bahwa pemilik lama meninggalkan sejumlah uang untuk dibagikan kepada karyawan yang sekarang tergabung dan bekerja dinakhodai bos baru.
Pada Juni 2008 digelarlah demo besar-besaran.Aktifitas perusahann lumpuh total.Bisa dibayangkan betapa meruginya perusahaan,karena lebih dari seminggu ribuan karyawan mogok kerja dan menuntut uang jasa dari pemilik lama yang ‘konon’ dititipkan ke pemilik baru untuk dibagikan kepada semua karyawan.Angkanya memang sungguh mengiurkan.Karena,masih menurut desas-desus itu,nilai yang menjadi 'hak' karyawan paling tidak mendapatkan 25 juta rupiah per orang!
Pihak managenen menolak adanya uang itu.Dan selalu mengatakan tidak benar berita itu.Tetapi.kita tahu,sebenar apapun informasi yang disampaikan,ia akan mengalami distorsi bila dicelupkan kepada orang yang sedang tenggelam dalam genangan desas-desus.Celakanya lagi,orang-orang ini selalu memengaruhi temannya yang mencoba menggunakan logika ‘sehat’.Mereka selalu mengajak untuk bersama-sama berenang dalam kubangan desas-desus.Dan bahkan sampai menggunakan cara diluar akal sehat;bertanya kepada ‘orang pintar’.Sehembus desas-desus itu menjadi makin seru manakala sang paranormal mengatakan,dari hasil penerawangannya,memang benar uang itu ada!
Pendek cerita,setelah melalu proses yang alot,akhirnya perusahaan memberikan semacam ultimatum:Kembali masuk kerja,atau dianggap mangkir!
Begitulah,sebagian besar memilih kembali bekerja dan mulai melupakan desas-desus itu.Pihak ini mulai sadar untuk kembali bekerja demi mencukupi segala kebutuhannya,dan mengesampingkan ‘keinginan’ yang memang –mungkin—belum saatnya dinikmati.Tetapi sebagian lagi masih ngotot menempuh jalur hukum menuntut ‘uang jasa’ yang ternyata dikemudian hari memang tak terbukti keberadaannya.
Sebagai penutup tulisan ini,saya jadi ingat awal-awal ketika lahirnya tvOne selepas ia bernama Lativi.Sebagai televisi baru yang berformat berita,ada slogan yang ditampilkan sebagai penegas perbedaannya dengan televisi berita lain yang lebih dulu hadir.Dengan suara yang serak-serak ‘seksi’,sambil mengacungkan satu jari,bang Karni Ilyas,sang pemred berujar;”Banyak kabar beredar,hanya satu yang benar...”
Salam.
Senin, 22 Agustus 2011
Hal Lain Tentang Deadline
TULISAN ini hanyalah sekadar selembar surat.Tetapi karena ia adalah surat terbuka,anda pun tidak dilarang untuk ikutan membacanya.Seperti halnya,pertama-tama,surat Nazaruddin kepada pak SBY.Atau juga balasan dari pak SBY kepada Nazaruddin.Bukankah kita telah ikutan membacanya secara bersama-sama,walau konon (ketika itu) surat aslinya belum diterima sang presiden.
Saya ikut menyurati bapak presiden?
Tidak.Setidaknya belum.Entahlah kalau nanti,suatu kali,ada blogger yang menyelenggarakan semacam lomba menulis surat kepada presiden.
Surat terbuka saya ini hanyalah selembar surat yang saya tujukan kepada keponakan saya yang kebetulan memiliki blog pribadi sekaligus juga seorang Fesbuker.Yang ketika saya tengok ke lapaknya,tak ada tulisan barunya lagi.Jadi,kalau didalamnya nanti Anda mendapati saya sedang memberi nasihat,itu semata karena saya sedang menasihati sang keponakan.Bukan menggurui Anda.Dan,kalau berkenan,Anda pun malah boleh ikutan memberi tips menulis kepada keponakan saya itu,sekaligus kepada saya.
Saya menyuratinya,karena beberapa waktu lalu sang keponakan saya itu bertanya bagaimana caranya menulis.Menemukan dan menentukan ide,mengolah kata dan sebangsanya.
Dan inilah surat terbuka saya,sebagai jawaban –sebisa saya—atas pertanyaannya;
Untuk Ayu dirumah.
Menjawab beberapa pertanyannmu mengenai tips menulis,om sebenarnya sedang dalam belajar juga.Tetapi belajar itu,kamu tahu,harus kontinyu.Harus berkesinambungan.Makanya,seperti kamu lihat,om setiap hari selalu menulis.Apapun itu.Seremeh-temeh apa pun temanya.Intinya,tiada hari tanpa menulis.Karena dengan begitu,om merasa sedang mengasah.Agar tajam.Agar makin tajam.
Ayu,kamu merasa sulit menemukan ide?
Tengoklah sekelilingmu.Yang kau benci bisa menjadi tema tulisanmu.Yang kau senangi juga bisa.Anganmu,cita-citamu dsb.Banyak,banyak sekali,Yu.Ketika muda dulu,om ingat,saat jatuh cinta adalah momen ketika segala ide mengalir deras.Maka,sampai saat ini,om selalu merasa jatuh cinta.Agar ide selalu mengalir deras.Om selingkuh?Tentu tidak.Tetapi om selalu dalam keadaan jatuh cinta kepada aktifitas menulis.Dan jatuh cinta macam itu,harus dibuat.Harus dipaksa,kalau perlu.
Maka,menulislah,Yu.Apa saja.Biarkan jari-jari menari bebas.Jangan kau kekang ia.Terus maju.Jangan menengok kebelakang dulu.Lupakan ada tombol Backspace di keyboard komputermu.Terus menulis saja.Jangan kau campur-adukkan antara menulis sekaligus mengedit.Itu hal berbeda.Kalau kamu melakukan keduanya disaat bersamaan,om yakin,kamu akan sulit menghasilkan 450 kata dalam beberapa menit saja.Intinya,menulislah dulu,mengedit kemudian.
Berikutnya,agar kamu makin sering menulis,bikinlah deadline.Buat batas waktu yang tegas.Misal,tiap hari ,setiap sebelum jam sembilan malam,kamu harus bikin satu tulisan.Itu harus kamu patuhi.Bayangkan seakan kalau kamu tidak menulis sehari saja,kamu akan ada yang memarahi.Dan yang marah ke kamu itu ya kamu sendiri.Kejamlah sedikit.Jangan pasif menunggu ilham datang.Jangan.Mungkin si Ilham sedang mudik sekarang.Bikinlah ilhammu sendiri.Paksalah dirimu sendiri.Menulis tiap hari.Seremeh apapun topik tulisanmu.Menulislah saja.Biarkan orang lain menulis seminggu sekali atau bahkan akan menulis hanya kalau sudah ketemu Ilham saja.
Sudah dulu,Yu.Mulai sekarang om akan terus melototi blogmu,juga catatan di Efbi-mu.Kamu harus lebih sering posting.Tak ada alasan tidak menulis.Karena selalu ada waktu untuk menulis.Bukankah kamu betah berjam-jam main game atau nonton tivi.Ayolah,dengan menulis tidak sambil mengedit, dalam satu jam kamu bisa menghasilkan beberapa halaman.Ditambah satu jam untuk meng-edit,menjadi total dua jam,kamu pasti bisa merampungkan satu cerpen!
Buktikan itu.Dan om yakin,kamu mampu.
Salam.
Saya ikut menyurati bapak presiden?
Tidak.Setidaknya belum.Entahlah kalau nanti,suatu kali,ada blogger yang menyelenggarakan semacam lomba menulis surat kepada presiden.
Surat terbuka saya ini hanyalah selembar surat yang saya tujukan kepada keponakan saya yang kebetulan memiliki blog pribadi sekaligus juga seorang Fesbuker.Yang ketika saya tengok ke lapaknya,tak ada tulisan barunya lagi.Jadi,kalau didalamnya nanti Anda mendapati saya sedang memberi nasihat,itu semata karena saya sedang menasihati sang keponakan.Bukan menggurui Anda.Dan,kalau berkenan,Anda pun malah boleh ikutan memberi tips menulis kepada keponakan saya itu,sekaligus kepada saya.
Saya menyuratinya,karena beberapa waktu lalu sang keponakan saya itu bertanya bagaimana caranya menulis.Menemukan dan menentukan ide,mengolah kata dan sebangsanya.
Dan inilah surat terbuka saya,sebagai jawaban –sebisa saya—atas pertanyaannya;
Untuk Ayu dirumah.
Menjawab beberapa pertanyannmu mengenai tips menulis,om sebenarnya sedang dalam belajar juga.Tetapi belajar itu,kamu tahu,harus kontinyu.Harus berkesinambungan.Makanya,seperti kamu lihat,om setiap hari selalu menulis.Apapun itu.Seremeh-temeh apa pun temanya.Intinya,tiada hari tanpa menulis.Karena dengan begitu,om merasa sedang mengasah.Agar tajam.Agar makin tajam.
Ayu,kamu merasa sulit menemukan ide?
Tengoklah sekelilingmu.Yang kau benci bisa menjadi tema tulisanmu.Yang kau senangi juga bisa.Anganmu,cita-citamu dsb.Banyak,banyak sekali,Yu.Ketika muda dulu,om ingat,saat jatuh cinta adalah momen ketika segala ide mengalir deras.Maka,sampai saat ini,om selalu merasa jatuh cinta.Agar ide selalu mengalir deras.Om selingkuh?Tentu tidak.Tetapi om selalu dalam keadaan jatuh cinta kepada aktifitas menulis.Dan jatuh cinta macam itu,harus dibuat.Harus dipaksa,kalau perlu.
Maka,menulislah,Yu.Apa saja.Biarkan jari-jari menari bebas.Jangan kau kekang ia.Terus maju.Jangan menengok kebelakang dulu.Lupakan ada tombol Backspace di keyboard komputermu.Terus menulis saja.Jangan kau campur-adukkan antara menulis sekaligus mengedit.Itu hal berbeda.Kalau kamu melakukan keduanya disaat bersamaan,om yakin,kamu akan sulit menghasilkan 450 kata dalam beberapa menit saja.Intinya,menulislah dulu,mengedit kemudian.
Berikutnya,agar kamu makin sering menulis,bikinlah deadline.Buat batas waktu yang tegas.Misal,tiap hari ,setiap sebelum jam sembilan malam,kamu harus bikin satu tulisan.Itu harus kamu patuhi.Bayangkan seakan kalau kamu tidak menulis sehari saja,kamu akan ada yang memarahi.Dan yang marah ke kamu itu ya kamu sendiri.Kejamlah sedikit.Jangan pasif menunggu ilham datang.Jangan.Mungkin si Ilham sedang mudik sekarang.Bikinlah ilhammu sendiri.Paksalah dirimu sendiri.Menulis tiap hari.Seremeh apapun topik tulisanmu.Menulislah saja.Biarkan orang lain menulis seminggu sekali atau bahkan akan menulis hanya kalau sudah ketemu Ilham saja.
Sudah dulu,Yu.Mulai sekarang om akan terus melototi blogmu,juga catatan di Efbi-mu.Kamu harus lebih sering posting.Tak ada alasan tidak menulis.Karena selalu ada waktu untuk menulis.Bukankah kamu betah berjam-jam main game atau nonton tivi.Ayolah,dengan menulis tidak sambil mengedit, dalam satu jam kamu bisa menghasilkan beberapa halaman.Ditambah satu jam untuk meng-edit,menjadi total dua jam,kamu pasti bisa merampungkan satu cerpen!
Buktikan itu.Dan om yakin,kamu mampu.
Salam.
Jumat, 19 Agustus 2011
Pedagang Uang
Piramida Uang (Foto: Dok. Pribadi) |
Padahal dulu, (saya yang hobby mendengar radio sejak kecil) pada siaran berita RRI saya selalu mendapati angka berkisar pada nominal 2500 per US dollar.
Nilai tukar rupiah selalu lebih rendah terhadap mata uang asing?
Oh, tidak selalu. Karena kurs rupiah terhadap rupiah pun selalu turun. Mau bukti?
Datanglah ke penjual uang yang marak di pinggir-pingir jalan menjelang hari raya idul fitri begini. Di jalan Mayjen Sungkono Surabaya, didepan TMP saja, saya hitung ada delapan pedagang uang. Mereka berdiri berjajar berjarak per sepuluh meter. Malambai-lambaikan gebokan uang kertas baru. Didekat mereka ada tumpukan uang kertas lain yang ditata membentuk piramida diatas trotoar.
Berdagang uang, saya kira, akan selalu untung. Karena hanya dengan modal mau antri menukarkan uang lama dengan uang baru di kantor Bank Indonesia. Tetapi,
“Tidak begitu,”kata Atib (22), salah satu pedagang uang yang saya temui di depan makam pahlawan Mayjen Songkono, Surabaya.pagi tadi ”Dalam berdagang selalu ada untung-rugi. Karena kami mendapatkan 'dagangan' ini juga dari hasil kulakan.” tambahnya.
Tentu saya tak percaya begitu saja. Bukankah sering diberitakan semua orang boleh menukarkan uang di kantor bank Indonesia. Asal mau antri. Dan untuk itu, masih menurut berita, orang sampai rela menginap di depan kantor cabang BI masing-masing kota agar mendapatkan uang baru dalam jumlah yang diinginkan.
“Kalau tukar di BI, saya tak mungkin mendapatkan dalam jumlah segini,” kata Atib yang mengaku tahun ini mempunyai 'dagangan' sejumlah Rp 32 juta. ”Ada pemasok uang baru dari luar kota, bahkan luar pulau. Yang saya dapatkan ini dari Semarang dan Bali.”
Lebih lanjut Atib mengatakan,dalam setiap seratus ribu rupiah,ia membelinya senilai Rp. 102.500 (seratus duaribu limaratus rupiah.) Pokoknya 2500 adalah bagian laba dari sang pemasok. Makanya minimal ia mencari untung lima ribu rupiah per seratus ribunya. Pecahan berapapun. Tetapi, mula-mula, ia selalu menawarkan harga plus 15 ribu per seratus ribunya. Dan setelah tawar menawar, sering disepakati harganya menjadi berselisih 10 ribu rupiah per seratus ribu rupiahnya.
Di piramida yang disusunnya, saya mendapati pecahan uang mulai dari nominal seribu sampai sepuluh ribu rupiah. Nominal yang memang banyak dibutuhkan orang untuk 'nyangoni' kerabat di hari lebaran nanti.
Atib mengaku, berdagang uang selalu dilakukannya setiap tahun. Untuk ini ia harus ambil 'cuti' dari pekerjaan utamanya sebagai pedagang kayu bangunan di sekitar kawasan Pasar Turi Surabaya. Menurut pengalaman Atib yang asal Sampang (Madura) ini, pembeli akan semakin ramai mendekati lebaran tiba.
Ketika saya tanya berapa keuntungan dari berdagang uang tahun lalu, Atib tersenyum. Tetapi tentu tak sulit menghitung keuntungan seorang pedagang uang seperti Atib ini. Taruhlah dagangannya laku 30 juta dari total 32 juta Setiap juta ia untung seratus ribu. Kali 30. Ketemu angka 3 juta!
Sebuah angka yang lumayan untuk hasil dari sekedar kerja sambilan. Mau ikutan?
Salam. *****
Rabu, 03 Agustus 2011
Rayap; si Tamu Tak Diundang
Laron-laron desa berduyun-duyun kekota
menuju gemerlap lampu-lampu yang indah...
Mungkin kita masih ingat penggalan lagu yang dibawakan Makara band dengan vokalis Hari Mukti.Lagu itu populer di tahun 80-an.Tetapi maaf,saya tidak sedang akan bicara tentang lagu.Tetapi tentang laron.
Ingatkah Anda kapan terakhir kali melihat laron?Terbang selepas hujan.Menuju lampu rumah Anda.Di teras atau bahkan masuk ruang tamu anda?
Bila jawabannya itu terjadi di rumah atau lingkungan Anda pada musim hujan kemarin,waspadalah.Hei,apa yang mesti diwaspadai akan kehadiran segerombolan laron?
Suatu kali,mungkin dihari Minggu,Anda bersih-bersih rumah.Dan ketika mengelap kusen pintu atau jendela Anda merasa kayunya kopong.Anda kaget.Kita merasa selama ini selalu menjaga kebersihan.Tak pernah melihat seekor binatang pun masuk rumah kita,apalagi mengerogoti kayu kusen kita.Tetapi,kehadiran laron di musim hujan kemarin bisa dipakai indikasi disekirar rumah anda ada markas rayap.Rayap?!
Lupakan kekagetan itu.Karena yang kita hadapi musuh yang sangat profesional.Musuh yang sanggup merayap 200 meter dari markas koloninya dan menyerang bangunan kita tanpa sempat kita sadari kehadirannya.Dan,tiba-tiba kusen pintu kita sudah keropos.Kitchen kabinet kita keropos.Atau,tiba-tiba sudut plafon kita terindikasi segera ambrol,karena rangka kayu-kayunya lumat dimakan rayap.
Ya,rayap.Si tamu tak diundang,yang tanpa permisi menginvasi rumah kita.Binatang koloni ini,di seluruh dunia memiliki 2000 spesies dengan 120 diantaranya adalah hama.Yang teroganisir rapi.Ada bagian reproduksi –tugasnya hanya beranak,lazim disebut ratu--,ada tentara,dan ada pekerja.Rayap jenis perkerja ini yang mendominasi kolininya,ia mencapai 80 persen.
Menurut Rudy C. Tarumingkeng PhD,guru Besar Institut Pertanian Bogor,bahwa terdapat tiga famili rayap perusak kayu (yang dianggap sebagai hama), yaitu famili Kalotermitidae, Rhinotermitidae dan Termitidae. Kalotermitidae diwakili oleh Neotermes tectonae (hama pohon jati) dan Cryptotermes spp. (rayap kayu kering); Rhinotermitidae oleh Coptotermes spp dan Schedorhinotermes, sedangkan Termitidae oleh Macrotermes spp., Odontotermes spp. dan Microtermes spp.). Masih banyak jenis-jenis rayap yang juga penting tetapi agak jarang dijumpai menyerang bangunan. Misalnya jenis-jenis Nasutitermes (famili Termitidae), yang pada dahi prajuritnya terdapat "tusuk" (seperti hidung: nasus, nasute), dan mampu melumpuhkan lawannya bukan dengan menusuknya tetapi meyemprotkan cairan pelumpuh berwarna putih, melalui saluran dalam "tusuk"nya.
Bagaimana cara mengatasi rayap? Gampang,pakailah bahan bangunan yang tidak dimaui rayap.Misalnya,pakailah kusen alumunium atau rangka atap galvalum.Itu tentu bagi yang akan membangun,tetapi kalau kita sudah terlanjur memakai bahan kayu bagaimana?
Ini dia.
Di Indonesia,menurut penelitian para ahli,terdapat sekitar 200 jenis rayap dengan 20 jenis diantaranya mungkin yang sedang menggerogoti kayu-kayu bangunan Anda.Dan ia adalah koloni canggih.Ia akan membangun lorong-lorong kecil dari markasnya sampai ke rumah Anda.(ingat,markas itu berjarak 200 meter dari rumah Anda).Ia butuh lorong itu agar terjaga kelembabannya.Karena dengan begitu ia sanggup bertahan hidup.Ia harus lembab.Harus ada unsur tanah dan air.Makanya,sering kita dapati dinding lorong itu terlihat basah.Itu campuran tanah dan air liur rayap.Satu hal lagi,ia hanya bisa berkoloni.Ia tak kan sanggup hidup secara sendiri.
Ada beberapa cara untuk mengendalikan serangan rayap.Dan ia akan makin mudah diaplikasikan bila dilakukan sebelum Anda mulai membangun.Karena dengan begitu Anda bisa membuat semacam dinding 'tolak bala'.Kita bisa menyempotkan cairan anti rayap yang banyak tersedia di pasaran,pada tanah galian sekitar pondasi rumah kita.Mengaplikasikannya dengan cara sedemikian rupa,sehingga ia akan mampu meminimalisir gangguan rayap di kemudian hari.Bahkan kalau perlu,kita bisa menambahkan cairan anti tayap pada adonan bahan bangunan kita.Karena,pada kasus tertentu,ada rayap yang sanggup menembus dinding beton!Ia memiliki semacam cairan/lendir dimulutnya yang bisa melumat benda keras.
Dan bila yang terserang adalah rumah/bangunan yang sudah jadi,yang sudah kita tinggali,ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan.Untuk membangun ‘benteng tolak bala’ disekitar pondasi,kita bisa memakai sistem injeksi.Dengan memasukkan cairan anti rayab sebanyak yang kita kehendaki pada titik tertentu yang kita bor lebih dulu..Biaya akan sedikit mahal,tentu.Karena kita tidak bisa melihat (karena lantai sudah tertutup marmer,misalnya),kita harus menyuntikkan cairan sebanyaknya.Ini tentu beda bila kita mengaplikasikannya ketika sedang dalam taraf membangun.
Bila yang diserang adalah kusen pintu atau rangka atap,lebih sulit lagi.Dengan sistem injeksi atau spray,ia masih bisa diselamatkan bila tingkat kerusakannya masih bisa ditolelir.Tetapi,bila sudah sangat parah,tidak ada pilihan lain selain menggantinya dengan bahan baru.Ya,daripada kita selalu was-was tiba-tiba kusen pintu atau plafon rumah kita ambrol.
Tetapi rumah Anda berada di lantai 9 sebuah gedung apartement.Amankah? Belum tentu.Karena,saya yang bekerja di sebuah hunian vertikal,beberapa kali mendapati ada serangan rayap di unit-unit tertentu.Bisa jadi rayap itu terbawa dan lantas tinggal menetap,mengangkat ratu lalu membentuk koloni baru.Ia datang lewat media palet/kayu/dus pengaman paket yang pernah Anda terima yang berasal dari suatu tempat berayap.Atau memang hasil kerja keras para rayap pekerja yang tanpa kenal lelah terus memperbesar cakupan daerah operasionalnya.Ingat,rayap bisa merayap melalui celah kecil (misal pipa konduit kabel) yang sudah ada atau melalu jalur bikinan mereka sendiri.Dan,jangankan lantai 9,karena rayap sanggup merayap 200 meter dari markas koloninya,bila kita asumsikan markas itu berada di sekitar taman depan looby apartement anda,bila ia ditarik secara vertikal,ia sanggup mencapai lantai 50!Nah.
Untuk hal yang lebih jelas,tentang cara memberantas dan menangkalnya, tentu kita bisa menghubungi jasa anti rayap atau konsultan bangunan yang kita percaya.
Salam.
menuju gemerlap lampu-lampu yang indah...
Mungkin kita masih ingat penggalan lagu yang dibawakan Makara band dengan vokalis Hari Mukti.Lagu itu populer di tahun 80-an.Tetapi maaf,saya tidak sedang akan bicara tentang lagu.Tetapi tentang laron.
Ingatkah Anda kapan terakhir kali melihat laron?Terbang selepas hujan.Menuju lampu rumah Anda.Di teras atau bahkan masuk ruang tamu anda?
Bila jawabannya itu terjadi di rumah atau lingkungan Anda pada musim hujan kemarin,waspadalah.Hei,apa yang mesti diwaspadai akan kehadiran segerombolan laron?
Suatu kali,mungkin dihari Minggu,Anda bersih-bersih rumah.Dan ketika mengelap kusen pintu atau jendela Anda merasa kayunya kopong.Anda kaget.Kita merasa selama ini selalu menjaga kebersihan.Tak pernah melihat seekor binatang pun masuk rumah kita,apalagi mengerogoti kayu kusen kita.Tetapi,kehadiran laron di musim hujan kemarin bisa dipakai indikasi disekirar rumah anda ada markas rayap.Rayap?!
Lupakan kekagetan itu.Karena yang kita hadapi musuh yang sangat profesional.Musuh yang sanggup merayap 200 meter dari markas koloninya dan menyerang bangunan kita tanpa sempat kita sadari kehadirannya.Dan,tiba-tiba kusen pintu kita sudah keropos.Kitchen kabinet kita keropos.Atau,tiba-tiba sudut plafon kita terindikasi segera ambrol,karena rangka kayu-kayunya lumat dimakan rayap.
Ya,rayap.Si tamu tak diundang,yang tanpa permisi menginvasi rumah kita.Binatang koloni ini,di seluruh dunia memiliki 2000 spesies dengan 120 diantaranya adalah hama.Yang teroganisir rapi.Ada bagian reproduksi –tugasnya hanya beranak,lazim disebut ratu--,ada tentara,dan ada pekerja.Rayap jenis perkerja ini yang mendominasi kolininya,ia mencapai 80 persen.
Menurut Rudy C. Tarumingkeng PhD,guru Besar Institut Pertanian Bogor,bahwa terdapat tiga famili rayap perusak kayu (yang dianggap sebagai hama), yaitu famili Kalotermitidae, Rhinotermitidae dan Termitidae. Kalotermitidae diwakili oleh Neotermes tectonae (hama pohon jati) dan Cryptotermes spp. (rayap kayu kering); Rhinotermitidae oleh Coptotermes spp dan Schedorhinotermes, sedangkan Termitidae oleh Macrotermes spp., Odontotermes spp. dan Microtermes spp.). Masih banyak jenis-jenis rayap yang juga penting tetapi agak jarang dijumpai menyerang bangunan. Misalnya jenis-jenis Nasutitermes (famili Termitidae), yang pada dahi prajuritnya terdapat "tusuk" (seperti hidung: nasus, nasute), dan mampu melumpuhkan lawannya bukan dengan menusuknya tetapi meyemprotkan cairan pelumpuh berwarna putih, melalui saluran dalam "tusuk"nya.
Bagaimana cara mengatasi rayap? Gampang,pakailah bahan bangunan yang tidak dimaui rayap.Misalnya,pakailah kusen alumunium atau rangka atap galvalum.Itu tentu bagi yang akan membangun,tetapi kalau kita sudah terlanjur memakai bahan kayu bagaimana?
Ini dia.
Di Indonesia,menurut penelitian para ahli,terdapat sekitar 200 jenis rayap dengan 20 jenis diantaranya mungkin yang sedang menggerogoti kayu-kayu bangunan Anda.Dan ia adalah koloni canggih.Ia akan membangun lorong-lorong kecil dari markasnya sampai ke rumah Anda.(ingat,markas itu berjarak 200 meter dari rumah Anda).Ia butuh lorong itu agar terjaga kelembabannya.Karena dengan begitu ia sanggup bertahan hidup.Ia harus lembab.Harus ada unsur tanah dan air.Makanya,sering kita dapati dinding lorong itu terlihat basah.Itu campuran tanah dan air liur rayap.Satu hal lagi,ia hanya bisa berkoloni.Ia tak kan sanggup hidup secara sendiri.
Ada beberapa cara untuk mengendalikan serangan rayap.Dan ia akan makin mudah diaplikasikan bila dilakukan sebelum Anda mulai membangun.Karena dengan begitu Anda bisa membuat semacam dinding 'tolak bala'.Kita bisa menyempotkan cairan anti rayap yang banyak tersedia di pasaran,pada tanah galian sekitar pondasi rumah kita.Mengaplikasikannya dengan cara sedemikian rupa,sehingga ia akan mampu meminimalisir gangguan rayap di kemudian hari.Bahkan kalau perlu,kita bisa menambahkan cairan anti tayap pada adonan bahan bangunan kita.Karena,pada kasus tertentu,ada rayap yang sanggup menembus dinding beton!Ia memiliki semacam cairan/lendir dimulutnya yang bisa melumat benda keras.
Dan bila yang terserang adalah rumah/bangunan yang sudah jadi,yang sudah kita tinggali,ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan.Untuk membangun ‘benteng tolak bala’ disekitar pondasi,kita bisa memakai sistem injeksi.Dengan memasukkan cairan anti rayab sebanyak yang kita kehendaki pada titik tertentu yang kita bor lebih dulu..Biaya akan sedikit mahal,tentu.Karena kita tidak bisa melihat (karena lantai sudah tertutup marmer,misalnya),kita harus menyuntikkan cairan sebanyaknya.Ini tentu beda bila kita mengaplikasikannya ketika sedang dalam taraf membangun.
Bila yang diserang adalah kusen pintu atau rangka atap,lebih sulit lagi.Dengan sistem injeksi atau spray,ia masih bisa diselamatkan bila tingkat kerusakannya masih bisa ditolelir.Tetapi,bila sudah sangat parah,tidak ada pilihan lain selain menggantinya dengan bahan baru.Ya,daripada kita selalu was-was tiba-tiba kusen pintu atau plafon rumah kita ambrol.
Tetapi rumah Anda berada di lantai 9 sebuah gedung apartement.Amankah? Belum tentu.Karena,saya yang bekerja di sebuah hunian vertikal,beberapa kali mendapati ada serangan rayap di unit-unit tertentu.Bisa jadi rayap itu terbawa dan lantas tinggal menetap,mengangkat ratu lalu membentuk koloni baru.Ia datang lewat media palet/kayu/dus pengaman paket yang pernah Anda terima yang berasal dari suatu tempat berayap.Atau memang hasil kerja keras para rayap pekerja yang tanpa kenal lelah terus memperbesar cakupan daerah operasionalnya.Ingat,rayap bisa merayap melalui celah kecil (misal pipa konduit kabel) yang sudah ada atau melalu jalur bikinan mereka sendiri.Dan,jangankan lantai 9,karena rayap sanggup merayap 200 meter dari markas koloninya,bila kita asumsikan markas itu berada di sekitar taman depan looby apartement anda,bila ia ditarik secara vertikal,ia sanggup mencapai lantai 50!Nah.
Untuk hal yang lebih jelas,tentang cara memberantas dan menangkalnya, tentu kita bisa menghubungi jasa anti rayap atau konsultan bangunan yang kita percaya.
Salam.
Selasa, 02 Agustus 2011
Doorrr! Awas Petasan
BEBERAPA saat selepas adzan maghrib berkumandang.Dilangit diatas rumah saya beterbangan pijar.Bersautan.Bersura 'cemetar',tak terlalu menggelegar.Warna-warni pijar berpendar.Apik.Itulah petasan.Yang ramai sekali hari-hari ini.Saban ramadhan begini.
Petasan atau kembang api?Bukankah itu bedanya tipis sekali.Karena bentuknya sama;letusannya sama,yang membedakan petasan konvensioanl dengan kembang api lebih kepada bunyinya.Ledakannya.Sementara,kembang api ada unsur indahnya.Ya,pijar yang benpendar itu.
Lihatlah,dipinggir-pinggir jalan,,di kios-kios dadakan.Penjual petasan (kembang api) menggelar dagangannya.Tempatnya sangat sederhana saja.Meja kecil ala kadarnya.Dagangan dipajang,dominasi warna merah,Segala bentukdan ukuran.Tergantung harga.Sesuai tingkat pendar pijar yang dihasilkan.
Orang sengaja membeli dan menyulutnya selepas buka puasa atau menjelang sahur.Sengaja begitu.Padahal benda itu ditemukan secara tak sengaja sekitar 2000 tahun lalu.Di Tiongkok sana.
Alkisah,seorang koki secara tak sengaja mencampur bubuk yang ada di dapurnya.Tiga bahan itu;garam peter/KN03 (kalium nitrat),sulfur dan charcoal (arang kayu).Ketiga bahan itu,(yang entah akan dikatai apa kalau memasaknya didepan chef Juna pada acara Master Chef Indonesia di RCTI.Hehehe....)memasukkannya kedalam ruas bambu.Lalu membakarnya laksana anak Pramuka yang menanak nasi pakai bambu.Hasilnya?
Blaarrr.....Meledak.Memercikkan pijar.Ini versi pertama.
Versi kedua,petasan ditemukan sekitar seribu tahun lalu di India.Oleh pendeta bernama Li Tian.(ah,dari namanya saja,ia pastilah keturunan Tiongkok …) Orang-orang di sana membakar petasan/kembang api setiap tangggal 18 April untuk mengenang kematian Li Tian,sekaligus mengusir roh jahat.
Tidak hanya di Tiongkok atau India saja yang 'kecipratan' tradisi pijar petasan ini.Tercatat ia mulai merambah jazirah Arab pada abad 11 dan kemudian masuk ke Indonesia dua abad kemudian.Pendeta Budha asal Tiongkok,Fa Hein (Faxien), yang mengusungnya ke tanah Jawa pada 413 M.
Begitulah.Sampai sekarang petasan tetap menyalak.Dan kalau bersebadan dengan kembang api, ia menyalak sekaligus memuntahkan percik pijar indah.Sekarang,saat ini,disekitar kita,ia memerankan diri sebagai penghias selepas maghrib atau pembangun saat makan sahur..Ia,dijaman modern ini,sering tampil pula sebagai sarana entertaine.
Letusan dan percikan pijarnya memang menggembirakan.Walau tak selalu.Karena sering kita dengar ia menyalak liar,pijarnya tak terkendali.dan minta tumbal.Kemudian,bisa jadi, tumbal itu tak terselamatkan, dan;mati.
Contohnya,salah satu saja,dinegeri asal muasal penemuan tak sengaja benda ini;Tiongkok.Lokasi tepatnya di kota Ningxiang,ibukota propinsi Changsha.Kejadiannya pada medio Desember tahun kemarin.Kembang api yang sedang diangkut sebuah truk meledak tak terencana.Gara-garanya;truk itu menabarak tiang listrik kemudian meledak.Dan 9 orang tewas sebagai korban.Sebagai tumbal.
Disini,pernah juga terjadi.Kalau Anda mau sedikit saja menyempatkandiri bertanya ke mbah Google,pastilah ada jawabannya.Korbannya berapa,dimana dan sebagainya.Pendek kata,tiada Ramadhan tanpa korban petasan.
Padahal,tidak kurang-kurang himbauan untuk meninggalkan kebiasaan ini.Kebiasaan yang,oleh sebagian kalangan,dinilai mubadzir.Tak perlu.Tak bermanfaat.Apalagi di bulan suci yang seyogyanya kita selalu berlaku tak sia-sia,tak mubadzir.
Aturan resmi dari pemerintah pun sangat jelas.Walau barangkali kurang tegas dalam tindakan di lapangan.Memang,semua jenis kembang api yang ada dipasaran,tak melanggar.Karena unsur mesiunya tak melebihi 20 miligram,dan diameternya tak melebihi 2 inchi,sesuai ketentuan.Bayangkan dan bandingkan dengan ukuran petasan jaman kecil saya dulu,sekitar tahun 80-an.Yang ukurannya bisa berdiameter layaknya paha orang dewasa,karena bikinan sendiri.Bayangkan juga bunyi ledaknnya.Ruaarrr biasa.Padahal,saat itu telah ada undang-undangnya.Ada aturannya.Tepatnya UU Darurat no 12 tahun 1951,tentang senjata api dan bahan peledak.
Sedikit data tentang korban akibat 'sreng dor' yang dirujuk ke RS dr Sutomo selama kurun tiga tahun terakhir; lebaran terbagus (tanpa korban petasan) adalah tahun 2007-2008.Dan angka itu tumbuh di tahun berikutnya.Dua korban di lebaran tahun 2009.Bagaimana dengan tahun 2010 kemarin?Ini dia.Menurut data yang coba saya telusuri dari beberapa sumber,tahun 2010 peningkatan jumlah korban luar biasa.Dengan korban yang dirujuk ke RS terbesar di Indonesia Timur itu sejumlah 10! Ranking tertinggi pasien asal dari pulau garam,Madura.Kenapa?Tentu ini akan menarik untuk ditelusuri.Tapi nanti sajalah.
Madura,dari 10 korban itu,menyumbang tujuh diantaranya.Dengan korban terparah dialami Matuni (30) asal Sumenep.Ia,gara-gara petasan,harus kehilangan dua tangannya.
Tiga korban lainnya asal Jombang,Gempol dan Surabaya.
Maka,ketika sore selepas maghrib atau tengah malam menjelang makan sahur nanti, ada pijar petasan bin kembang api yang menyalak diatas rumah kita,jangan keburu menggembirainya dulu.Karena,bisa-bisa ia sedang terbang liar mencari tumbal.
Salam.
Petasan atau kembang api?Bukankah itu bedanya tipis sekali.Karena bentuknya sama;letusannya sama,yang membedakan petasan konvensioanl dengan kembang api lebih kepada bunyinya.Ledakannya.Sementara,kembang api ada unsur indahnya.Ya,pijar yang benpendar itu.
Lihatlah,dipinggir-pinggir jalan,,di kios-kios dadakan.Penjual petasan (kembang api) menggelar dagangannya.Tempatnya sangat sederhana saja.Meja kecil ala kadarnya.Dagangan dipajang,dominasi warna merah,Segala bentukdan ukuran.Tergantung harga.Sesuai tingkat pendar pijar yang dihasilkan.
Orang sengaja membeli dan menyulutnya selepas buka puasa atau menjelang sahur.Sengaja begitu.Padahal benda itu ditemukan secara tak sengaja sekitar 2000 tahun lalu.Di Tiongkok sana.
Alkisah,seorang koki secara tak sengaja mencampur bubuk yang ada di dapurnya.Tiga bahan itu;garam peter/KN03 (kalium nitrat),sulfur dan charcoal (arang kayu).Ketiga bahan itu,(yang entah akan dikatai apa kalau memasaknya didepan chef Juna pada acara Master Chef Indonesia di RCTI.Hehehe....)memasukkannya kedalam ruas bambu.Lalu membakarnya laksana anak Pramuka yang menanak nasi pakai bambu.Hasilnya?
Blaarrr.....Meledak.Memercikkan pijar.Ini versi pertama.
Versi kedua,petasan ditemukan sekitar seribu tahun lalu di India.Oleh pendeta bernama Li Tian.(ah,dari namanya saja,ia pastilah keturunan Tiongkok …) Orang-orang di sana membakar petasan/kembang api setiap tangggal 18 April untuk mengenang kematian Li Tian,sekaligus mengusir roh jahat.
Tidak hanya di Tiongkok atau India saja yang 'kecipratan' tradisi pijar petasan ini.Tercatat ia mulai merambah jazirah Arab pada abad 11 dan kemudian masuk ke Indonesia dua abad kemudian.Pendeta Budha asal Tiongkok,Fa Hein (Faxien), yang mengusungnya ke tanah Jawa pada 413 M.
Begitulah.Sampai sekarang petasan tetap menyalak.Dan kalau bersebadan dengan kembang api, ia menyalak sekaligus memuntahkan percik pijar indah.Sekarang,saat ini,disekitar kita,ia memerankan diri sebagai penghias selepas maghrib atau pembangun saat makan sahur..Ia,dijaman modern ini,sering tampil pula sebagai sarana entertaine.
Letusan dan percikan pijarnya memang menggembirakan.Walau tak selalu.Karena sering kita dengar ia menyalak liar,pijarnya tak terkendali.dan minta tumbal.Kemudian,bisa jadi, tumbal itu tak terselamatkan, dan;mati.
Contohnya,salah satu saja,dinegeri asal muasal penemuan tak sengaja benda ini;Tiongkok.Lokasi tepatnya di kota Ningxiang,ibukota propinsi Changsha.Kejadiannya pada medio Desember tahun kemarin.Kembang api yang sedang diangkut sebuah truk meledak tak terencana.Gara-garanya;truk itu menabarak tiang listrik kemudian meledak.Dan 9 orang tewas sebagai korban.Sebagai tumbal.
Disini,pernah juga terjadi.Kalau Anda mau sedikit saja menyempatkandiri bertanya ke mbah Google,pastilah ada jawabannya.Korbannya berapa,dimana dan sebagainya.Pendek kata,tiada Ramadhan tanpa korban petasan.
Padahal,tidak kurang-kurang himbauan untuk meninggalkan kebiasaan ini.Kebiasaan yang,oleh sebagian kalangan,dinilai mubadzir.Tak perlu.Tak bermanfaat.Apalagi di bulan suci yang seyogyanya kita selalu berlaku tak sia-sia,tak mubadzir.
Aturan resmi dari pemerintah pun sangat jelas.Walau barangkali kurang tegas dalam tindakan di lapangan.Memang,semua jenis kembang api yang ada dipasaran,tak melanggar.Karena unsur mesiunya tak melebihi 20 miligram,dan diameternya tak melebihi 2 inchi,sesuai ketentuan.Bayangkan dan bandingkan dengan ukuran petasan jaman kecil saya dulu,sekitar tahun 80-an.Yang ukurannya bisa berdiameter layaknya paha orang dewasa,karena bikinan sendiri.Bayangkan juga bunyi ledaknnya.Ruaarrr biasa.Padahal,saat itu telah ada undang-undangnya.Ada aturannya.Tepatnya UU Darurat no 12 tahun 1951,tentang senjata api dan bahan peledak.
Sedikit data tentang korban akibat 'sreng dor' yang dirujuk ke RS dr Sutomo selama kurun tiga tahun terakhir; lebaran terbagus (tanpa korban petasan) adalah tahun 2007-2008.Dan angka itu tumbuh di tahun berikutnya.Dua korban di lebaran tahun 2009.Bagaimana dengan tahun 2010 kemarin?Ini dia.Menurut data yang coba saya telusuri dari beberapa sumber,tahun 2010 peningkatan jumlah korban luar biasa.Dengan korban yang dirujuk ke RS terbesar di Indonesia Timur itu sejumlah 10! Ranking tertinggi pasien asal dari pulau garam,Madura.Kenapa?Tentu ini akan menarik untuk ditelusuri.Tapi nanti sajalah.
Madura,dari 10 korban itu,menyumbang tujuh diantaranya.Dengan korban terparah dialami Matuni (30) asal Sumenep.Ia,gara-gara petasan,harus kehilangan dua tangannya.
Tiga korban lainnya asal Jombang,Gempol dan Surabaya.
Maka,ketika sore selepas maghrib atau tengah malam menjelang makan sahur nanti, ada pijar petasan bin kembang api yang menyalak diatas rumah kita,jangan keburu menggembirainya dulu.Karena,bisa-bisa ia sedang terbang liar mencari tumbal.
Salam.
Kamis, 21 Juli 2011
Kisah Tentang Para Pengarang
PENGARANG yang mahir selalu bisa menuangkan karangannya tanpa berpikir.Seperti petani yang mecangkulkan paculnya sambil bersendau gurau dengan teman disebelahnya tanpa menghitung butuh seberapa kuat tenaga untuk mengayunkan gagang cangkul.Atau seperti sopir yang bisa mengemudi sambil menerima telepon atau malah ber-SMS-ria.Pendeknya,karena mahir orang bisa berbuat tanpa berpikir.Meluncur saja.
Mengarangpun begitu.Meluncur saja.Tanpa berpikir.Dan satu lagi;karangan yang baik menjadi seolah nyata.Dan malah ada yang meyakini itu memang nyata.
Kisah Siti Nurbaya-nya Marah Roesli misalnya.Atau kisah kolosal Mahabharata karangan Begawan Wiyasa.Dan banyak lagi karangan yang dianggap nyata.
Saya punya teman yang sangat mahir bermain gitar.Karena mahir ia bisa memetiknya tanpa berpikir.Tanpa berpikir pula ia melantunkan lagu sekenanya.Spontan saja.Dan,ini dia lebihnya,tetap nyaman didengar.Sekali lagi,karena ia mahir.
Pengarang-pengarang terus lahir.Terus mahir.Saya tentu tidak membatasi membahas tentang AS. Laksana yang saya anggap memang sangat mahir.Karena,pasti anda juga tahu,M.Nazaruddin juga mahir.Anas Mahir.Bang Ruhut mahir.Andi Nurpati juga mahir.
Mengarangkah mereka?
Iya saja.Karena bukankah Andrea Hirata adalah juga mengarang ketika menulis Laskar Pelangi walau bukunya adalah juga berisi kisah nyata.Dan karangannya menjadi hidup karena ia mahir.
Saya ,pada masa remaja dulu,malah menganggap kisah film Roman Picisan yang dibintangi Rano Karno dan Lidya Kandau yang dikarang Eddy D. Iskandar itu nyata.Itu sangat ‘gue banget’,menurut istilah anak sekarang.Padahal itu karangan.Juga, bukankah Romeo dan Juliet-nya William Shakespeare serupa itu.Juga seakan nyata.
Hasil pengarang terus saja lahir.Seperti halnya kisah tentang M. Nazaruddin juga mengalir.Juga seakan nyata.Dan,bisa jadi,memang nyata.Tetapi ada karya pengarang lain menanggapi.Anas dan teman-temannya,misalnya.Dan itu lahir mengalir karena juga mahir.Karangannya menjadi tampak nyata.Belum lagi pengarang lain.Dengan kisah yang lain.
“Pengarang yang mahir selalu bisa mengarang dengan tanpa berpikir,”begitu kurang-lebih kalimat yang ditulis AS Laksana dalam blog Ruang Berbagi miliknya.
Dari kisah mengharu biru sampai kisah politik yang ruwet.Dan sebagai khalayak umum,kita bebas menyikapinya.Ikut terbawa kisahnya,atau cuekin saja.Dan karena kita sudah sangat mahir sebagai rakyat,tentu tidak salah kalau menangapinya dengan tanpa berpikir.
Tapi,sungguh.Sebagai pengarang saya belum mahir.Masih belum mampu untuk tidak berpikir.****
Mengarangpun begitu.Meluncur saja.Tanpa berpikir.Dan satu lagi;karangan yang baik menjadi seolah nyata.Dan malah ada yang meyakini itu memang nyata.
Kisah Siti Nurbaya-nya Marah Roesli misalnya.Atau kisah kolosal Mahabharata karangan Begawan Wiyasa.Dan banyak lagi karangan yang dianggap nyata.
Saya punya teman yang sangat mahir bermain gitar.Karena mahir ia bisa memetiknya tanpa berpikir.Tanpa berpikir pula ia melantunkan lagu sekenanya.Spontan saja.Dan,ini dia lebihnya,tetap nyaman didengar.Sekali lagi,karena ia mahir.
Pengarang-pengarang terus lahir.Terus mahir.Saya tentu tidak membatasi membahas tentang AS. Laksana yang saya anggap memang sangat mahir.Karena,pasti anda juga tahu,M.Nazaruddin juga mahir.Anas Mahir.Bang Ruhut mahir.Andi Nurpati juga mahir.
Mengarangkah mereka?
Iya saja.Karena bukankah Andrea Hirata adalah juga mengarang ketika menulis Laskar Pelangi walau bukunya adalah juga berisi kisah nyata.Dan karangannya menjadi hidup karena ia mahir.
Saya ,pada masa remaja dulu,malah menganggap kisah film Roman Picisan yang dibintangi Rano Karno dan Lidya Kandau yang dikarang Eddy D. Iskandar itu nyata.Itu sangat ‘gue banget’,menurut istilah anak sekarang.Padahal itu karangan.Juga, bukankah Romeo dan Juliet-nya William Shakespeare serupa itu.Juga seakan nyata.
Hasil pengarang terus saja lahir.Seperti halnya kisah tentang M. Nazaruddin juga mengalir.Juga seakan nyata.Dan,bisa jadi,memang nyata.Tetapi ada karya pengarang lain menanggapi.Anas dan teman-temannya,misalnya.Dan itu lahir mengalir karena juga mahir.Karangannya menjadi tampak nyata.Belum lagi pengarang lain.Dengan kisah yang lain.
“Pengarang yang mahir selalu bisa mengarang dengan tanpa berpikir,”begitu kurang-lebih kalimat yang ditulis AS Laksana dalam blog Ruang Berbagi miliknya.
Dari kisah mengharu biru sampai kisah politik yang ruwet.Dan sebagai khalayak umum,kita bebas menyikapinya.Ikut terbawa kisahnya,atau cuekin saja.Dan karena kita sudah sangat mahir sebagai rakyat,tentu tidak salah kalau menangapinya dengan tanpa berpikir.
Tapi,sungguh.Sebagai pengarang saya belum mahir.Masih belum mampu untuk tidak berpikir.****
Langganan:
Postingan (Atom)