Rabu, 03 Agustus 2011

Rayap; si Tamu Tak Diundang

Laron-laron desa berduyun-duyun kekota
menuju gemerlap lampu-lampu yang indah...

Mungkin kita masih ingat penggalan lagu yang dibawakan Makara band dengan vokalis Hari Mukti.Lagu itu populer di tahun 80-an.Tetapi maaf,saya tidak sedang akan bicara tentang lagu.Tetapi tentang laron.

Ingatkah Anda kapan terakhir kali melihat laron?Terbang selepas hujan.Menuju lampu rumah Anda.Di teras atau bahkan masuk ruang tamu anda?

Bila jawabannya itu terjadi di rumah atau lingkungan Anda pada musim hujan kemarin,waspadalah.Hei,apa yang mesti diwaspadai akan kehadiran segerombolan laron?
Suatu kali,mungkin dihari Minggu,Anda bersih-bersih rumah.Dan ketika mengelap kusen pintu atau jendela Anda merasa kayunya kopong.Anda kaget.Kita merasa selama ini selalu menjaga kebersihan.Tak pernah melihat seekor binatang pun masuk rumah kita,apalagi mengerogoti kayu kusen kita.Tetapi,kehadiran laron di musim hujan kemarin bisa dipakai indikasi disekirar rumah anda ada markas rayap.Rayap?!

Lupakan kekagetan itu.Karena yang kita hadapi musuh yang sangat profesional.Musuh yang sanggup merayap 200 meter dari markas koloninya dan menyerang bangunan kita tanpa sempat kita sadari kehadirannya.Dan,tiba-tiba kusen pintu kita sudah keropos.Kitchen kabinet kita keropos.Atau,tiba-tiba sudut plafon kita terindikasi segera ambrol,karena rangka kayu-kayunya lumat dimakan rayap.

Ya,rayap.Si tamu tak diundang,yang tanpa permisi menginvasi rumah kita.Binatang koloni ini,di seluruh dunia memiliki 2000 spesies dengan 120 diantaranya adalah hama.Yang teroganisir rapi.Ada bagian reproduksi –tugasnya hanya beranak,lazim disebut ratu--,ada tentara,dan ada pekerja.Rayap jenis perkerja ini yang mendominasi kolininya,ia mencapai 80 persen.

Menurut Rudy C. Tarumingkeng PhD,guru Besar Institut Pertanian Bogor,bahwa terdapat tiga famili rayap perusak kayu (yang dianggap sebagai hama), yaitu famili Kalotermitidae, Rhinotermitidae dan Termitidae. Kalotermitidae diwakili oleh Neotermes tectonae (hama pohon jati) dan Cryptotermes spp. (rayap kayu kering); Rhinotermitidae oleh Coptotermes spp dan Schedorhinotermes, sedangkan Termitidae oleh Macrotermes spp., Odontotermes spp. dan Microtermes spp.). Masih banyak jenis-jenis rayap yang juga penting tetapi agak jarang dijumpai menyerang bangunan. Misalnya jenis-jenis Nasutitermes (famili Termitidae), yang pada dahi prajuritnya terdapat "tusuk" (seperti hidung: nasus, nasute), dan mampu melumpuhkan lawannya bukan dengan menusuknya tetapi meyemprotkan cairan pelumpuh berwarna putih, melalui saluran dalam "tusuk"nya.

Bagaimana cara mengatasi rayap? Gampang,pakailah bahan bangunan yang tidak dimaui rayap.Misalnya,pakailah kusen alumunium atau rangka atap galvalum.Itu tentu bagi yang akan membangun,tetapi kalau kita sudah terlanjur memakai bahan kayu bagaimana?

Ini dia.
Di Indonesia,menurut penelitian para ahli,terdapat sekitar 200 jenis rayap dengan 20 jenis diantaranya mungkin yang sedang menggerogoti kayu-kayu bangunan Anda.Dan ia adalah koloni canggih.Ia akan membangun lorong-lorong kecil dari markasnya sampai ke rumah Anda.(ingat,markas itu berjarak 200 meter dari rumah Anda).Ia butuh lorong itu agar terjaga kelembabannya.Karena dengan begitu ia sanggup bertahan hidup.Ia harus lembab.Harus ada unsur tanah dan air.Makanya,sering kita dapati dinding lorong itu terlihat basah.Itu campuran tanah dan air liur rayap.Satu hal lagi,ia hanya bisa berkoloni.Ia tak kan sanggup hidup secara sendiri.

Ada beberapa cara untuk mengendalikan serangan rayap.Dan ia akan makin mudah diaplikasikan bila dilakukan sebelum Anda mulai membangun.Karena dengan begitu Anda bisa membuat semacam dinding 'tolak bala'.Kita bisa menyempotkan cairan anti rayap yang banyak tersedia di pasaran,pada tanah galian sekitar pondasi rumah kita.Mengaplikasikannya dengan cara sedemikian rupa,sehingga ia akan mampu meminimalisir gangguan rayap di kemudian hari.Bahkan kalau perlu,kita bisa menambahkan cairan anti tayap pada adonan bahan bangunan kita.Karena,pada kasus tertentu,ada rayap yang sanggup menembus dinding beton!Ia memiliki semacam cairan/lendir dimulutnya yang bisa melumat benda keras.

Dan bila yang terserang adalah rumah/bangunan yang sudah jadi,yang sudah kita tinggali,ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan.Untuk membangun ‘benteng tolak bala’ disekitar pondasi,kita bisa memakai sistem injeksi.Dengan memasukkan cairan anti rayab sebanyak yang kita kehendaki pada titik tertentu yang kita bor lebih dulu..Biaya akan sedikit mahal,tentu.Karena kita tidak bisa melihat (karena lantai sudah tertutup marmer,misalnya),kita harus menyuntikkan cairan sebanyaknya.Ini tentu beda bila kita mengaplikasikannya ketika sedang dalam taraf membangun.
Bila yang diserang adalah kusen pintu atau rangka atap,lebih sulit lagi.Dengan sistem injeksi atau spray,ia masih bisa diselamatkan bila tingkat kerusakannya masih bisa ditolelir.Tetapi,bila sudah sangat parah,tidak ada pilihan lain selain menggantinya dengan bahan baru.Ya,daripada kita selalu was-was tiba-tiba kusen pintu atau plafon rumah kita ambrol.

Tetapi rumah Anda berada di lantai 9 sebuah gedung apartement.Amankah? Belum tentu.Karena,saya yang bekerja di sebuah hunian vertikal,beberapa kali mendapati ada serangan rayap di unit-unit tertentu.Bisa jadi rayap itu terbawa dan lantas tinggal menetap,mengangkat ratu lalu membentuk koloni baru.Ia datang lewat media palet/kayu/dus pengaman paket yang pernah Anda terima yang berasal dari suatu tempat berayap.Atau memang hasil kerja keras para rayap pekerja yang tanpa kenal lelah terus memperbesar cakupan daerah operasionalnya.Ingat,rayap bisa merayap melalui celah kecil (misal pipa konduit kabel) yang sudah ada atau melalu jalur bikinan mereka sendiri.Dan,jangankan lantai 9,karena rayap sanggup merayap 200 meter dari markas koloninya,bila kita asumsikan markas itu berada di sekitar taman depan looby apartement anda,bila ia ditarik secara vertikal,ia sanggup mencapai lantai 50!Nah.

Untuk hal yang lebih jelas,tentang cara memberantas dan menangkalnya, tentu kita bisa menghubungi jasa anti rayap atau konsultan bangunan yang kita percaya.
Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar