KALIMAT yang saya jadikan judul tulisan ini saya dapati dari punggung seorang pemuda yang menyalip motor saya saat pulang kerja tadi sore. Tulisan itu berwarna hitam dengan warna dasar kaos merah. Ya, dengan ukuran huruf yang besar, kalimat itu bisa dibaca oleh orang rabun sekalipun.
Mungkin kalimat itu hanya olok-olok sebagaimana sering kita jumpai pada kaos Jogger, atau Dagadu atau yang lainnya. Kalau tulisan Tahanan Nusakambangan sih sudah sering saya dapati dikenakan oleh orang yang saya yakin tak sekecilpun punya keinginan menghuni lapas itu. Namun, apakah 'Surga Bagiku Gak Penting' itu juga begitu?
Saya tak mengejar si penyalip itu untuk menanyakan alasannya mengenakan kaos bertuliskan begitu. Bisa jadi ia adalah berandalan yang tak pernah makan sudut surau atau sama sekali tak pernah mengendus kitab suci. Begitukah? Atau ia malah sedang mengajari saya untuk tidak manja melakukan apa-apa hanya demi pahala yang dalam kepala saya hal itu saya anggap sebagai tiket masuk surga. Bahwa, ia mengajari saya untuk melakukan apapun tanpa dasar apa-apa (dalam arti kata) : ikhlas.
Artinya, dengan demikian, surga menjadi 'tidak penting'. Nah, tentu saja jangan tantang saya untuk ndalil yang ndakik-ndakik. Pengetahuan saya ini hanya gratul-gratul karena otak yang yang relatif tumpul. Atau begini saja, kapan-kapan, kalau ketemu orang yang mengenakan kaos bertuliskan yang demikian itu, sebaiknya saya berhentikan dan saya tanyai apa alasannya kemana-mana mengenakan kaos itu. Kalau ada waktu, Sampeyan boleh menemani saya menginterogasinya. *****
NB: artikel ini saya posting menggunakan ponsel jadul Nokia C3.
semoga segera ketemu dan segera bisa ditanyakan sehingga saya bisa tahu jawabannya dari blog ini, meskipun tidak ditulis dari Nokia C3
BalasHapusTempo hari ini si pemuda tersebut menyalip saya di frontage road depan RSAL dan masih bisa saya kuntit ketika belok kiri ke jalan Margorejo sebelum Maspion Square. Coba nanti saya cari jejaknya lagi disitu.
HapusIya, karena saya belum bisa membalas komentar pakai Nokia C3. Masih harus pakai PC. Pingin sih beli gawai yang canggih, tapi belum ada "PC" (baca: pese).