Sabtu, 08 Oktober 2011

Menang Undian

JAM depalan kurang seperempat, saya menerima SMS pemberitahuan. Saya menang undian! Tidak tanggung-tanggung, hadiahnya sejumlah 75 juta rupiah. Lengkapnya, bunyi pesan pendek itu begini,
“Selamat, Anda memenangkan hadiah utama dari ulang tahun Indosat yang diundi jam 23.30 tadi malam di SCTV. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi CS. PT Indosat di nomor 085762585xxx.
Dengan bapak drs. H. Soewandi.”

 Tentu saya tak percaya. Tetapi saya tak habis pikir, kok bisa-bisanya dia tahu kalau jam pengundian itu saya sudah matikan televisi dan asyik menulis. Tapi si bapak H Soewandi itu ternyata ceroboh sekali. Karena, sekalipun ia mengabarkan hadiah dari Indosat, tetapi mengirimkan pesan itu lewat nomor 0878xxxxxxxx. Ini nomor XL.

 Maka, karena nomor CS yang harus saya hubungi adalah nomor IM3 yang sebangsa setanah air dengan punya saya, iseng saya telepon. Toh, kalau pagi begitu sesama operator bertarif murah sekali.


 “Costumer service Indosat selamat pagi. Ada yang bisa dibantu?” suara lelaki disebarang sana cekatan menyapa saya begitu telepon nyambung.

 “Begini, pak. “ kata saya sok tidak tahu.” Saya dapat SMS kalau saya memenangkan undian ultah Indosat, apa benar?”

 “Maaf, dengan siapa saya bicara?”

 “Saya Edi, pak.”

 “Benar sekali, pak Edi. Bapak berhak mendapatkan hadiah utama. Dan tentang cara pengambilan hadiahnya...”

 “Sebentar, pak,” potong saya. “Saya menang undian Indosat tetapi nomor yang menghubungi saya kok XL, apa sudah merger ya, pak?”

 Si customer service terdiam sejenak. Lalu, “Iya, iya. Betul, pak. Sudah merger,” jawabnya makin ngawur.

 Modus itu sudah ketinggalan jaman. Sekarang ada yang tidak sevulgar itu. Bahkan, si mama yang kehabisan pulsa pun makin jarang. Berganti dengan SMS agar mengirimkan uang kepada nomer rekening bank tertentu. Atau malah berupa SMS humor dari nomor yang tidak kita kenal. Intinya sama, bila kita iseng membalas SMS rekening bank atau humor itu, misalnya sekadar bertanya, “Sampeyan siapa?”, tahu-tahu pulsa kita sudah tersedot sekian ribu rupiah.

 Pernah juga penipu lebih nekat. Telepon langsung. Intinya sama; mengabari kemenangan dalam sebuah undian. Hadiahnya pun jutaan rupiah. Maka, jawab saya, “Maaf, saya ini sudah kaya. Uangnya untuk sampeyan saja...”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar