LUPA sudah saya apa isi dari yang disampaikan para
pembicara dalam seminar itu. Yang saya ingat, malah, sepulang dari
acara itu (info tambahan: saya datang sebagai utusan dari IPNU bersama
seorang rekanita IPPNU) kami salah naik bis. Dari terminal Tawangalun
(karena ke-GR-an berdua bersama seorang gadis cantik), saya langsung
naik dan mencari tempat duduk yang strategis. Bangku isi dua diurutan
baris ketiga dari depan.
|
Sticker kenangan ini saya temukan terselip pada buku catatan lama. |
Beberapa saat kemudian bus
perlahan meninggalkan terminal. Sampai pertigaan Rambipuji, saya lihat
kondektur mulai menarik ongkos karcis dari deretan kursi bagian depan.
Dan, ternyata eh ternyata, bus langsung bablas, tidak belok kiri ke
arah Balung atau Kencong. Edan!
Tetapi saya tenang. Atau tepatnya, saya tenang-tenangkan. Padahal si rekanita IPPNU itu sudah panik luar biasa.
"Ed, kita keliru jurusan. Ayo turun!" kata si IPPNU itu sambil mendekati pintu kiri depan. "Kiri, pak," katanya pada sopir.
Saya
telah kehilangan kecerdasan dan mengekor saja ikut turun. Kecerdasan
itu makin hilang manakala si kondektur dengan tega bilang,
"Ganteng-ganteng kok bloon..."*****
—
Tidak ada komentar:
Posting Komentar