SEPERTI halnya awal ngeblog, saya mainan Youtube mulanya juga asal saja. Tentang ini tentu bisa dilihat dari posting awal di kanal saya. Sama sekali tiada istimewanya. Tiada konsep yang jelas, tiada pula jadwal upload yang rutin. Pokoknya sesukanya saja.
Sama halnya (sekali lagi) postingan saya di blog, kok yang mengintip dan berkomentar lumayan ada saat saya membahas tentang televisi. Padahal, terus terang, saya ini sama sekali tidak bisa elektronika, pula tak ada latar belakang begituan. Belajar tracking sinyal satelit lewat baca-baca atau nonton Youtube. Demikian pula mencari sinyal tv digital.
Baiklah, lalu saya bikin konten di kanal Youtube saya sebagian besar membahas tentang siaran televisi. Toh, ini 'hanya' mengubah mediumnya saja. Bahasannya sama: televisi. Hanya yang awalnya berbentuk tulisan di blog menjadi berbentuk audio-visual yang disebarluaskan melalui platform digital yang namanya Youtube.
Secara usia saya ini sudah tidak muda, namun secara Youtuber saya ini baru anak kemarin sore, pemula sekali. Alhamdulillah secara jam tayang dan secara jumlah subscriber sudah memenuhi syarat untuk dimonetisasi.
Norek bank, ID, dan alamat domisili sudah saya kirim. Semua sudah diverifikasi, kecuali alamat saja yang belum terverifikasi. Tentang ini harus menunggu kiriman surat sakti berisi 6 angka keramat: PIN Google AdSense yang kemudian harus diisikan pada form di akun Google AdSense saya.
Menunggu datangnya itu rasanya melebihi menunggu datangnya belanjaan online yang tak kunjung datang. Bedanya lagi, belanjaan online kita bisa lacak sudah sampai mana berdasar nomor resi. Lha si PIN Google AdSense ini dikirim dari negeri jiran Malaysia tanpa disertai nomor resi. Bagaimana melacaknya coba! Dan bagaimana pula kalau surat itu nyasar ke rumah Kak Ros atau Abang Saleh di Kampung Durian Runtuh?
Terhitung dua kali saya ke kantor pos untuk mengambil (mungkin tepatnya mencari tahu) surat dari Google AdSense itu. Hasilnya: zonk! Dicari oleh petugas di ruang ekspedisi, kiriman untuk saya itu tidak, eh belum datang ding!
Sebelum meninggalkan kantor pos, saya meninggalkan nomor telepon kepada petugas pos yang biasa menangani kiriman Google AdSense. Agar bila si PIN AdSense itu datang, bisa mengabari saya.
Lebih lima purnama tiada kabar. Sejak belum musim lato-lato sampai selesai sidang tingkat pertama kasus Sambo. Belum ada pemberitahuan dari kantor pos. Sampailah kemarin siang kabar itu datang. Via WA, petugas pos berkirim pesan, juga ada disertakan foto amplop berlogo Google untuk saya: bahwa kiriman dari Malaysia itu sudah tiba. Urrraa...‼️
Secara pemberitahuan via email, sebenarnya surat dari Google AdSense ini adalah yang kedua. Yang pertama dikirim tanggal 23 September tahun 2022 kemarin. Sampai empat bulan belum juga datang. Nah, yang saya terima barusan ini adalah kiriman tertanggal 23 Januari 2023.
Tak mau mereka-reka surat pertama itu nyasar ke Kak Ros atau siapa, saya bergegas membuka. Merobek sampulnya, dan menemukan 6 angka keramatnya. Sat-set das-des saya masukkan ke akun Google AdSense saya. Clink, lengkap sudah. IDV dan alamat saya langsung terverifikasi.*****