SAYA
agak merasa bersalah ketika membuat artikel tentang kepekaan set
top box
dan mendapat lumayan banyak tanggapan/komentar. Sebagian besar
menanyakan set
top box
merek apa yang pada artikel itu memang tidak saya sebut secara
gamblang. Sebagian lainnya menanyakan set
top box
merek apa yang layak direkomendasikan.
Sebagai
hal yang menyenangkan, tentu saja, ketika masyarakat pemirsa relatif
antusias menyikapi isu siaran televisi digital. Isu? Ah, barangkali
agak kurang tepat juga saya mengistilahkan hal itu sebagai isu
belaka. Tetapi saya agak kesulitan menemukan kosa kata yang pas untuk
menggambarkan perkembangan siaran televisi digital terrestrial yang
progress-nya
cuma begitu-begitu saja.
Baca juga: Selamat tinggal siaran tv digital terrestrial.
Bisa
jadi saya salah. Bisa jadi, karena sudah agak lama saya tidak
menghidupkan STB, sekarang siaran tv digital sudah berisi ratusan
konten/channel. Anda, yang tidak seperti saya, yang tidak kehilangan
kekhusyu'an dan kesabaran setiap kali menghidupkan reciever cuma
mendapati maksimal empat MUX yang belum 'tiarap', sekarang sudah
girang bukan kepalang menikmati aneka tayangan dari sekian banyak
frekuensi yang ada. Disaat Anda beruntung begitu, anggap saja sebagai
manusia yang ketinggalan zaman!
Kembali
ke soal awal; tentang set
top box.
Jujur, saya juga sudah agak kurang update
tentang perkembangan merek-merek STB. Sekarang saya buka saja; set
top box
yang saya punya adalah Bomba
(masih DVB-T1),TCL,
Getmecom-HD9
dan PF-209.
Yang mana yang terbaik diantara semua itu?
Sebagai
yang masih DVB-T1, Bomba
tak usah ikut dibahas. Sedang si TCL,
yang tepat setahun saya pakai tunner
sudah tidak berfungsi, juga abaikan saja. Sehingga praktis yang saya
pakai sekarang cuma Getmecom-HD9
dan PF-209.
Getmecom-HD9
saya ini, sayangnya juga penangkap sinyalnya sudah agak 'tumpul'.
Penjelasan dari ini adalah, ketika sinyal dari MUX MNC
grup (Channel 41) yang oleh PF-209
masih bisa ditampilkan, pada Getmecom-HD9
sama sekali tidak ada penampakan. Begitu juga MUX Emtek
di kanal 29. Pendek kata, punya saya yang PF-209
lebih
tajam dalam menangkap signal dibanding si Getmecom-HD9.
Eits,
tetapi tunggu dulu. Ini pengalaman pribadi saya dan jangan buru-buru
di-gebyah
uyah
semua Getmecom-HD9
tumpul dan PF-209
tajam. Bisa jadi ini kasuistis semata, namanya juga barang
elektronik. Atau Anda punya pakem/patokan tertentu yang bisa
dijadikan simpulan atas hal tersebut.
Tetapi,
masih tentang set
top box
yang adalah barang elektronika, layanan purna jual layak dijadikan
pertimbangan sebelum membeli barang. Jangan sampai, sudah mahal-mahal
membeli, saat ada trouble,
tak tahu kita harus membawanya kemana. Ini saya alami ketika STB
merek TCL
yang saya punya. Saat tunner-nya
tidak berfungsi begitu, tak tahu saya harus menyembuhkannya kemana,
karena tak tahu dimana letak Service
Center-nya.
Iya, layanan after
sales-nya
harus ada, syukur-syukur itu ada di dekat kita.
Sampai
disini tentu sudah agak jelas; bahwa hanya merek-merek tertentu saja
yang didukung Cervice
Centre yang
tidak abal-abal. Bahkan, di Surabaya ini, tak tahu dimana letak
layanan after
sales dari
si Getmecom-HD9.
(Tentang ini, tentu saya bisa baca di manual
book-nya).
Tetapi, saat saya baca buku manual dari si PF-209
(yang ternyata merek ini bukan milik dari produsen antena PF yang
sudah kita kenal), tempat yang disebut Service
Center
adalah sebuah toko peralatan antena/parabola di sudut jalan Genteng
Besar. Toko yang nampak kusam itu (secara tampilan bukan bandingan
bila disandingkan dengan service
center
Polytron
di jalan Nginden atau service
center
Akari
di
jalan Kalimantan) membuat saya ragu itu sebagai Service Centre,
tetapi saya curiga ia hanya dipinjam namanya untuk kalau ada orang
membawa set
top box PF
yang sedang 'sakit' ke situ (kalau masih dalam masa garansi) langsung
diganti baru saja. Lalu, bagaimana kalau batas masa garansi sudah
expired?
*****