BAGI orang yang seumuran dengan
saya, atau malah lebih tinggi lagi kadar asam uratnya bilangan
usianya, sesekali tentu masih ingin mendengarkan lagu-l;agu lawas
yang kondang saat masih muda dulu. Di beberapa situs macam 4shared
atau YouTube, kalau mau, kita bisa menikmati tembang-tembang
kenangan itu. Tetapi, yang lebih simple dari itu tentu kita bisa
mendengarkannya lewat radio.
Banyak stasiun radio yang punya acara
semacam itu dengan berbagai nama di Surabaya ini. Yang teratas,
menurut saya, adalah program Memorabilia milik Suara
Surabaya FM. Kenapa saya bilang teratas? Ya karena pembawa
acaranya, Iman Dwi Hartanto, terbilang sangat menguasai acara yang
dibawakannya. Ia tahu sejarah lagu itu, siapa-siapa saja yang pernah
menyanyikannya, sudah diaransemen ulang berapa kali dan sebagainya.
Pendek kata, memang harus begitu itu seorang yang mengemban tugas
sebagai penyiar lagu. Baik lagu baru atau lawas. Harus tahu 'asbabun
nuzul' sebuah lagu.
Sekalipun lebih sering memutar
lagu-lagu lama dari manca negara, sekali waktu Mas Iman (begitu ia
akrab disapa) juga mengudarakan lagu-lagu Indonesia. Bahkan pernah
suatu waktu membuat satu segmen khusus memutar lagunya Ebiet G. Ade,
misalnya. Atau Koes Ploes, atau Titiek Puspa.
Selain Suara Surabaya, untuk
pencinta tembang kenangan tentu sudah akrab dengan acara musik lama
yang menyediakan durasi waktu lumayan panjang; MediaFM. Kalau
SSFM mengudarakan Memorabilia saat malam, MediaFM
lewat Mbak Ajeng sebagai pemandunya, menyuguhkan tembang kenangan itu
dari pagi sampai siang.
Sebagaimana MediaFM, acara Sweet
Memories-nya StratoFM juga diudarakan saat pagi. Hal yang
juga dilakukan oleh MTBFM dengan Tembang Tempo Bahuela
(catatan: untuk radio MTB FM ini, acara-acaranya memang menggunakan
kepanjangan dari MTB. Misalnya; Musik Teman Beraktifitas, atau
Monggo Tresno Budoyo.)
Walau beda kelas dan segmen pendengar
dengan SSFM, yang mengudarakan acara serupa saat malam adalah
radio El Victor. Radio yang memancar dari studio di jalan
Jemursari Surabaya ini, untuk pendengar acara El Sanda (El
Victor Santai Bersama Anda, begitu nama acara tembang lawas-nya) ada
sebutan tersendiri untuk para pendengarnya; Nona Manis untuk yang
perempuan dan Pria Romantis untuk yang laki-laki.
Sekalipun terdengar sedikit lebay,
bagi saya penyebutan itu tidak terlalu mengganggu. Yang lumayan
membuat saya sering geregetan, justru si penyiar, Zaki (maaf, nama ini baru saya ketahui semalam) sering sekali kurang menguasai materi lagu dan sejarahnya.
Benar memang, saat lagu itu sedang top-topnya, bisa jadi ia masih
balita atau malah belum lahir. Tetapi, tentang resensi lagu, sebetapa
pun lamanya ia, dengan membaca tentu masih bisa dicaritahu
ini-itunya.
Kalau kurang suka materi siaran sebuah radio, cara tergampang
adalah dengan bepindah gelombang. Geser ke kiri ada info lalulintas,
geser ke kanan dapat berita politik. Dengan jumlah stasiun radio yang
sampai tak sempat menghitung, salah satu di antaranya bisa jadi
sedang menyiarkan sesuatu yang disuka. Kalau bukan dangdut, ada jazz,
atau campursari dan sebagainya. Dan kalau masih juga memburu lagu lama,
siapa tahu sebuah radio yang mengudara di gelombang FM sekian koma
sekian, (103,5 WijayaFM, umpamanya), sedang memutar sebuah lagu lawas milik almarhum Gombloh;
...di radio ♫
♪
aku dengar lagu kesayanganmu.....♪
♫....
*****