PETAN, mencari kutu rambut, dilakukan ibu-ibu di saat senggang. Setelah lelah dengan urusan kasur, sumur dan dapur. Membentuk lingkaran. Sehingga bisa saling petan kepala lain di depannya. Ketemu kutu, diceplus, atau digites, dipenyet diantara kuku jempol tangan kiri dan jempol tangan kanan. Ada satu bumbu pelengkap agar ritual mencari kutu rambut itu makin seru. Makin gayeng. Yaitu: rasan-rasan.
Rasan-rasan, ngomongin orang lain yang tidak ada dalam lingkaran petan itu, teramat nikmat gurihnya. Ada banyak hal yang bisa dijadikan bahan rasan-rasan. Pun demikian juga sosoknya. Bisa dipetani segalanya. Seringkali kejelekannya. Dari ujung rambut sampai ujung kuku kaki.
Mukaddimah-nya bisa saja sederhana. Kemudian makin melebar secara liar. Misal, celetuk Yu Sam, "Apa benar si Fikri iku sesrawungan karo Dian?"