Sabtu, 04 Juli 2015

Stop Beli Set Top Box

"YAELAH, bukannya bertambah, siaran digital malah berkurang. MUX
TransCorp sekarang ikutan menghilang. Praktis, kini yang tersisa cuma
MetroTV, BBSTV dan channel-channel TVRI..." begitu gerutu seorang
kawan Facebook di grup siaran televisi digital zona 7 Jawa Timur.

ClingSinyal MUX TransCorp tadinya termasuk yang kuat.
Sekarang ia cling; bukan berarti bening, tapi hilang.
Membaca itu, saya belum cek langsung di layar kaca, tetapi saya
langsung percaya. Dengan payung hukum yang (konon) belum jelas,
terlalu berharap siaran tv digital maju dengan derap pasti sungguh
laksana pungguk merindukan bulan. Betul, di awal program ini
dicanangkan, tahun 2018 dipatok sebagai batas akhir siaran analog
mengudara. Namun dengan realita di lapangan yang seperti ini, bisa
jadi tahun 2018 akan terlewatkan begitu saja dengan siaran analog
masih lantang merapal mantera: sekali mengudara tetap mengudara.

Lalu, bagaimana dengan program migrasi dari analog ke digital yang
sudah kadung didengungkan? Oh, pasti orang-orang pintar yang terlibat
di dalamnya sedang bekerja sekuat tenaga untuk tidak membuat planning
bagus (dan secara teknologi sudah sebagai keniscayaan) ini begitu saja batal.
Termasuk pihak pemenang lelang yang sudah
membelanjakan duit yang tidak sedikit untuk membeli perangkat pemancar
digital tentu tidak rela bila kemudian peralatan yang sudah dibeli itu
menjadi mubazir. Sebagai penonton televisi yang sudah terlanjur
membeli set top box, tentu tak salah ikut berharap sekuat tenaga agar
set top box yang kadung dibeli menjadi tidak berguna.

Yang Tersisa.  Tetap bertahan atau akan menyusul ikut menghilang?
Mutu gambar dan suara yang cling bebas semut, membuat banyak orang
tergiur membeli set top box DVB-T2. Gairah itu ditangkap produsen
untuk menggenjot produksi reciever yang secara harga agak lebih mahal
dari DVB-S2, (padahal yang DVB-S2 bisa menangkap siaran televisi
dengan channel amat sangat banyak walau untuk itu memang dibutuhkan
antena parabola lengkap dengan LNB-nya). Alasan set top box (STB) tak
perlu parabola dan cuma tetap pakai antena UHF biasa mungkin
masuk sebagai pertimbangan utama.

Di toko-toko (online utamanya)memang masih ada yang
menjual set top box DVB-T2. Malahdengan pilihan merek yang
 beragam. Melihat kenyataan siarannya malah
berkurang sebagaimana dikeluhkan teman dari Surabaya yang gerutuannya
saya kutip sebagai pembuka tulisan ini, kalau saya boleh menyarankan:
stop dulu deh rencana beli set top box. Tunggu sampai semua jelas.
Banyak orang yang sudah kadung beli STB sekarang ini telah memasukkan
kembali alat itu ke dus lalu menyimpannya dalam lemari.

Sebentar lagi lebaran; dan anggaran untuk beli STB itu bisa dialihkan
dulu untuk membeli kebutuhan hari raya.

Bagaimana, masih ngebet pingin beli STB? *****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar