Selasa, 01 Oktober 2013

TVRI Nguri-uri Budaya Jawi Lewat Campursari



UNTUK acara musik, TVRI (stasiun Pusat, Jakarta) pernah punya yang begitu melegenda bernama Aneka Ria Safari. Untuk acara serupa, TVRI Surabaya (sekarang TVRI Jawa Timur) punya yang namanya Galarama. Secara detail, maaf, saya lupa acara ini ditayang berapa minggu sekali. Tetapi, saya ingat betul, ketika belum naik kelas menjadi artis ibukota, Atiek CB pernah beberapa kali tampil di acara ini. Salah satu lagu yang pernah dinyanyikan penyanyi asal Kediri yang sekarang mukim di Amerika ini adalah tembang Tirai milik Rafika Duri.

Kalau mau merunut, tentu acara yang pernah jaya di layar TVRI Surabaya tak hanya Galarama. Pada tahun 80an, ada serial (duh, lupa saya apa judulnya) yang bekerja sama dengan koran sore Surabaya Post yang kala itu sedang jaya-jayanya. Lamat-lamat saya ingat, alur cerita serial itu adalah tentang perjalanan jurnalistik dua tokoh wartawan Surabaya Post menguak aneka peristiwa yang dibingkai menjadi alur cerita. Misalnya tentang gemblak, dalam kaitan dengan tradisi para warok di Ponorogo.

Masih bekerja sama dengan media cetak, kali ini lewat koran ‘kuning’ bertiras besar; Memorandum. TVRI Surabaya pernah menggelar tayangan Ketoprak Sayembara. Ada dua serial yang saya ingat, tetapi yang saya belum lupa judulnya hanya satu; Ampak-ampak Siggelopura. Dengan para pemain berasal dari grup ketoprak nomor wahid di dunia, Siswo Budoyo, tayangan serial itu dikemas bukan di atas panggung. Setting pengambilan gambarnya banyak yang sudah outdoor. Sehingga ia lebih berasa sinetron ketimbang ketoprak konvensional.

Malam minggu begini, pada prime time, pernah ada Depot Jamu Kirun. Sebuah tayangan dagelan yang bisa membuat pemirsa terpingkal-pingkal. Selain Kirun, acara ini digawangi oleh Kolik yang tak seberapa lucu dan Bagio yang lucunya bukan main.

Kembali ke acara musik, kalau Galarama lebih condong ke pop, walau TVRI Surabaya pernah punya yang namanya Musik Melayu, tetapi secara kemasan tak mengalahkan acara Kontak Dangdut. Tercatat, sebelum sengetop sekarang, Inul Daratista adalah biduan andalan di acara yang selalu diiringi OM Avita itu.

Saya tak seberapa rutin memeloti TVRI Surabaya. Tetapi selain Galarama dan Depot Jamu Kirun, Kontak Dangdut-pun sepertinya sudah lama almarhum. Kalau boleh dikata, satu-satunya acara musik yang masih digemari di TVRI (Jawa Timur) sekarang ini tinggallah Campursari. Program yang tayang saban Kamis malam Jumat ini secara bergantian menampilkan banyak sekali kelompok Campursari dari segala penjuru propinsi. Baik berasal dari kelompok mandiri maupun instansi, bahkan sampai menembus kampus-kampus macam UPN Veteran Surabaya, atau kelompok campursari dari Universitas Wijaya Kusuma  yang kampusnya memang tak seberapa jauh dari lokasi studio TVRI Jawa Timur.

Sebagai LPP, sudah sepatutnya TVRI tahu apa yang sedang digemari publik. Dengan dipandu Cak Pendik Dingtaktong yang berduet dengan si gendut Momon, sepertinya acara ini mampu menjadi sarana pelestari budaya (Jawa) yang adiluhung dan punya jati diri. Sebagai tempat untuk nguri-uri budoyo Jawi, acara Campursari ini mudah-mudahan tak keburu mati, selalu santun dalam gerak dan lirik, agar telinga ini tak melulu dan semakin dirasuki polusi musik (dangdut) koplo dengan syair-syair yang nggilani. ****

NB: tulisan ini sebelumnya sudah saya posting di www.sisitelevisi.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar