JARAK antara rumah saya dengan kawasan Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) tak lebih dari seratus meter. Dari gang Perjuangan depan rumah saya lurus ke barat via gang Perdamaian,sudah membentur dinding SIER.
Kalau hari Minggu pagi,saya sering berolah raga (sekalipun itu hanya dengan menggendong si kecil dan melihat si sulung berlari-lari kecil) ke sana.Sambil memperhatikan satu persatu pabrik di situ.
Ada pabrik lampu,pabrik minuman ringan,pabrik karpet,obat nyamuk bakar,baterai,rokok,sabun,minyak goreng,sepeda,es krim,lem,cat,besi,sendok,piring,gelas dan sebagainya,dan seterusnya.
Mereka terus saja berproduksi.Saban hari. Okelah,saya bisa menerima kalau barang yang dihasilkan jenis konsumsi.Yang saban hari dimakan atau dinikmati.Rukok yang selalu dibakar,seperti obat nyamuk.Atau es krim dan minyak goreng.Atau sabun dan baterai.Tetapi kalau sendok?
Saya tahu istri saya sejak sekian tahun lalu tak pernah lagi beli sendok.Karena ia awet.Ia tak dimakan.Tetapi pabriknya saban hari bikin lagi.Untuk siapa?Untuk yang sendoknya hilang?Rusak?
Saya tak hendak mencari tahu lebih jauh.Saya hanya iseng membandingkannya dengan 'barang' produksi saya;kata-kata.
Ya,kata!Saya kira ia selalu dibutuhkan sepanjang ada yang baca.Dalam hal ini,peluangnya sudah ditangkap Joger di Bali atau Dagadu di Jogja.Ia bisa sebagai nilai lebih yang menempel pada kaos oblong.
Tetapi saya juga menganggap setiap kita adalah juga pabrik kata-kata.Sebentuk 'barang' yang selalu dibutuhkan.Termasuk di blog ini.
Maka,mari kita selalu memproduksi kata-kata.*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar