Minggu, 07 April 2013

Selamat Datang Era Siaran Televisi Digital Terrestrial



SETELAH beberapa waktu lalu sempat menjajal sinyal siaran TV digital di Surabaya, kali ini saya mencoba lagi. Pada yang pertama, karena hanya menggunakan DVB-T1, sinyal yang berhasil ditangkap pesawat televisi saya yang masih analog hanyalah siaran TVRI. Kali ini, dengan menggunakan perangkat set top box yang sudah berjenis DVB-T2, pesawat televisi saya yang sama, mampu menangkap sinyal siaran digital dari sebagian besar stasiun televisi yang menjangkau Surabaya. Termasuk sinyal digital siaran TVRI yang masih menggunakan teknologi DVB-T1.

Begitu perangkat DVB-T2 saya setting pada pencarian otomatis dan berhasil menangkap sinyal digital dengan baik, saya membatin; “Selamat datang era siaran televisi digital terrestrial di Surabaya!”

Dengan menggunakan DVB-T2 buatan Rusia ini, ketika saya setting pada pencarian otomatis (karena untuk mencari dengan cara manual bagi saya masih terlalu ribet) secara berurutan tertangkap siaran televisi digital sebagai berikut; TVOne Digital, ANTV Digital, MetroTV Digital, BBS Digital, LP3M MTS CH 3 s/d 12 (saya kurang tahu apa artinya itu. Yang jelas, sekalipun tertangkap namanya, ia sama sekali tidak menyuguhkan gambar), KompasTV_Net_ M (sekalipun muncul gambar, pada layar tertera scramble channel, bertanda huruf S yang dicoret seperti tanda dollar AS, entah apa maknanya), TVRI_3 Digital, TVRI_Nasional Digital, TVRI_Surabaya Digital, RCTI Digital, MNCTV Digital, GlobalTV Digital, TransTV Digital, dan yang terakhir Trans7 Digital. (Khusus untuk TVRI, sekalipun bersiaran di tiga saluran, sayang sekali ketiganya adalah program yang sama.)

 Alat inilah yang harus dipasang agar
pesawat televisi yang masih analog
bisa menangkap sinyal siaran televisi digital.
(Foto: Riza Kurniawan)
Secara kasatmata, tampilan siaran televisi digital lebih jernih, lebih cling! Nantinya, seperti yang sudah diputuskan oleh pemerintah, semua siaran televisi di Indonesia yang tidak berbayar (FTA, free to air) harus menggunakan kanal digital. Dengan begitu, selain gambar dan suara makin bagus, kanal yang tersedia untuk lembaga penyiaran baru yang akan berdiri menjadi tersedia lebar. Lain halnya ketika menggunakan sistem analog, dalam sistem digital, satu kanal akan bisa ditempati duabelas saluran penyiaran. Artinya, bila dalam satu zona tersedia enam kanal, akan tersedia 72 saluran.
tvOne Jogja yang analog
Pada sistem analog, semakin jauh jarak pesawat televisi
dengan antena pemancar, gambar yang tertangkap makin kepyur, makin kabur.
Pada sistem digital hal itu tidak dikenal. Intinya; kalau tertangkap
gambar sangat jelas, tetapi kalau sinyal lemah, gambar sama sekali tidak muncul.
(Foto: Hadiyanta)


Masalahnya adalah, sekarang ini, hampir seratus persen pesawat televisi yang dimiliki masyarakat masih berteknologi analog. Padahal, untuk bisa menangkap siaran televisi digital, pesawat televisi analog itu harus dilengkapi dulu dengan alat set top box DVB-T2 yang sekarang ini masih menjadi barang langka. Lazimnya, barang yang masih langka, harganya tentu tidaklah murah.

Sekarang masih tahun 2013, masih ada waktu lima tahun ke depan saat semua siaran televisi analog akan di-switch off. Selama kurun waktu itu, stasiun televisi masih bersiaran secara ganda; ya analog, ya digital. Tetapi nanti, mulai tahun 2018, mau tak mau kita harus berganti memakai pesawat televisi baru yang sudah digital, yang di dalamnya secara include sudah tertanam perangkat DVB-T2. Kalau tidak, karena televisi lama yang masih analog itu dibuang sayang, ya mau tak mau kita harus melengkapinya dulu dengan perangkat set top box DVB-T2.

Trans7 digital Jogja
Sinyal digital lebih handal, lebih cling.
(Foto: Hadiyanta)
Sekarang ini, kita harus tahu. Ketika akan membeli pesawat televisi baru, tanyakan dulu; sudah digital apa belum? Tetapi menurut salah seorang teman blogger, yang tersedia di pasaran saat ini dapat dibilang belum ada pesawat televisi yang di dalamnya sudah dibenamkan teknologi DVB-T2. Dengar-dengar, hanya ada satu produk keluaran pabrikan asal K***a yang sudah support teknologi digital terbaru itu. Pendek kata, sekalipun sudah LCD atau LED, belum tentu ia sudah bisa menangkap sinyal televisi digital generasi terbaru ini.*****



NB: Seluruh tulisan bertema televisi di blog ini, telah saya bikinkan blog baru khusus untuk tema-tema serupa. Anda bisa mengunjunginya di alamat www.sisitelevisi.wordpress.com




1 komentar:

  1. Kang edi,aku mauu nanya di sby skr channel digitalnya uda siaran TV Άƿά άĴά gan yang terbaru??utk set top box nya colokan USBnya bisa dibuat hard disk external utk nonton film kualitas HD?soalnya aku berminat beli set top box,tp msh bingung antara set top box dengan HD media player??‎​​​​-̶̶•-̶̶•̸Ϟ•̸†нªηк's•̸Ϟ•̸-̶̶•-̶ ™ Ÿ̲ά̲̣̣̣ª .....aku tunggu balasannya..

    BalasHapus