Jumat, 18 Maret 2016

Yayasan Nurul Hayat, Hebat!


MENDAPAT giliran ketempatan pengajian rutin, walau dalam klausul, shohibul bait tak perlu terlalu repot menyediakan ini-itu dan cukup air putih saja, tetapi ya repot juga. Tamu adalah raja yang harus dihormati. Air putih tentu baik dan akan lebih baik lagi bila ada temannya. Ya gorenganlah, kacanglah atau yang semacamnya. Ia menjadi teman ngobrol setelah yasinan selesai.

Tetapi istri saya punya usul lain, “Bagaimana kalau kita beraqiqoh sekalian?” sebuah ide yang langsung saya setujui.

Menurut saya, ia menjadi praktis karena kami tak perlu mengundang ratusan orang secara satu per satu, karena ratusan anggota pengajian akan datang sendiri sesuai pengemumun di acara rutinan sebelumnya. Tentu, kami juga mengundang tetangga kanan-kiri yang kebetulan tidak ikut sebagai anggota pengajian. Lalu bagaimana kami mengolah daging kambing aqiqoh? Memasak sendiri (dengan bantuan tetangga tentu saja) atau memesan aqiqoh siap saji ke jasa yang melayani keperluan itu. Tetapi yang mana? Kan banyak sekali yang mengiklankan jasanya dengan menempelkan pamflet di pinggir-pinggir jalan?

Seorang tetangga berbaik hati memberi kami saran untuk memakai sebuah jasa layanan aqiqoh, “tetapi pesannya lebih baik agak dekat dengan hari H, karena kalau terlalu lama, akan ada tambahan biaya memelihara kambing aqiqohnya,” ia menerangkan.
Sebuah keterangan yang lalu kami simpulkan kami kurang tertarik memakai jasa layanan itu. Saya sih sebenarnya sudah punya gambaran. Seperti kalau air mineral ya Aqua, atau kalau pompa air ya Sanyo, kalau aqiqoh ya Nurul Hayat.

Tak perlu datang ke kantornya di Perum Gunung Anyar, saya cuma menelepon dan diterima oleh petugas yang menerangkan dengan jelas tentang paket yang ada lengkap dengan harganya. Termasuk daging kambing itu dikehendaki diolah sebagai apa. Detai sekali, ramah sekali. Beres, tak memakan waktu lama order saya diproses dan saya mendapatkan nomor order yang harus disebutkan bilamana nanti saya menelepon lagi berkaitan dengan masalah pesanan saya itu.

Paket pilihan telah saya tentukan dan hari pengiriman telah pula saya sampaikan lengkap dengan jamnya.

Dua hari sebelum hari H, walau sejatinya hari itu saya hendak menelepon demi menanyakan kepastian pengiriman pesanan saya, malah keduluan petugas Nurul Hayat yang menepon saya tentang pesanan saya dan memastikan semuanya fixed dan tak berubah.

Di hari H, walau sebelumnya kiriman dibilang sampai jam empat, satu jam sebelum jam empat paket telah kami terima. Dengan waktu yang lebih awal begitu, ibu-ibu yang yang membantu istri saya lebih punya waktu untuk menyiapkan segala sesuatunya walau acara baru akan dilaksanakan ba'da sholat Isya'.

Alhamdulillah, acara pengajian rutin di rumah saya yang kami susupi niat aqiqoh itu berjalan lancar. Dengan melihat hidangan di piring sebagai suguhan bersih nyaris tiada sisa, saya pikir menu olahan aqiqohnya sesuai dengan selera.

Melhat dan mengalami beraqiqoh di Nurul Hayat, saya nilai mereka profesional sekali. Petugasnya, baik yang di call center maupun yang mengirim, ramah dan cekatan. Semua terdata rapi di lembar kuitansi; tentang harga lengkap dengan rinciannya, termasuk menu matang jam berapa dan olahan apa yang perlu dipanakan ulang agar tidak basi.

Beberapa kali menerima brekat dari acara aqiqoh dan mendapati kuah gulainya sudan basi, sepertinya si pemesan kurang memahami anjuran yang telah ditulis, atau membungkusnya dalam kondisi panas sehingga si menu menjadi cepat rusak dan kurang layak dikonsumsi.

Tentang Yayasan Nurul Hayat, secara keseluruhan menurut saya punya nilai lebih dibanding yayasan sosial serupa. Ada kan lembaga sosial yang hanya menghimpun dana donatur lalu menyalurkannya kepada yang berhak. Nilai lebih Nurul Hayat adalah, mereka tidak hanya menghimpun dan menyalurkan donasi, tetapi mempunyai beberapa lini usaha yang menopang operasional Nurul Hayat sehingga, “Alhamdulillah, semua biaya operasional dan seluruh gaji karyawan, telah bisa kami cukupi tanpa sedikit pun mengambil dana dari para donatur,” demikian tulis Ustad Bambang Heriyanto SE, dirut Nurul Hayat, yang pernah saya baca di majalah donatur NH yang rutin saya terima tiap bulan.

Kalaulah saya diminta menyebut satu kata untuk Nurul Hayat; hebat. ****


1 komentar:

  1. promosi nih ye ..? he he ...
    semoga amalnya diterima oleh Allah swt.

    BalasHapus