Jumat, 15 Maret 2013

Menangkal Pencuri Sandal

BEDUG adalah sesuatu yang lazim ditemui di masjid. Kalau untuk surau, di kampung tempat kakek saya dulu, ada terpasang kentongan yang terbuat dari pangkal bambu ori. Tidak hanya bentuknya yang 'bengkong' kayak terong, bunyinya pun unik. Ia, bedug atau kentongan itu, dipukul dalam ketukan yang ada pakemnya. Tetapi untuk nada, tentu saja tiada mengalahkan alat musik betulan. Pendek kata, baik bedug maupun kentongan itu, saya curigai tidak ada do re mi fa sol la si do-nya.

Untuk hal ini, saya pernah mendengar sebuah guyonan (kalau tidak salah ini juga pernah 'ditampilkan' oleh Gus Dur); mengapa masjid tidak ada piano atau gitarnya. Dan malah tetap mempertahankan alat yang terkesan ketinggalan zaman. Jawaban atas pertanyaan itu adalah sesuatu yang masuk akal. Yakni; Jangankan diberi gitar atau piano, lha wong sandal saja hilang kok!

Tentang kehilangan sandal di masjid ini, beberapa Jumat yang lalu dialami anak saya. Ia, yang mendapati sandalnya hilang, tidak lalu seenaknya memakai sandal entah milik secara ngawur sebagai gantinya. Tetapi dengan sabar menunggu sampai semua orang di masjid pulang. Dan, pas. Tiada tersisa sepasang sandal pun. Tidak ada pilihan lain, dia harus pulang dengan nyeker saja.

Sungguh, hal ini pun dulu pernah saya alami. Sandal jepit merek Swallow warna hijau yang tak begitu baru raib saat saya menuju tempat ia tadinya saya 'parkir'. Sama seperti anak saya, tiada gantinya. Maling sandal itu rupanya memang sengaja berangkat dari rumah tanpa memakai alas kaki. Atau memakai tetapi telah siap sebuah wadah untuk menampung sandal hasil operasinya.

Sekarang di beberapa masjid telah disiapkan tempat penitipan sandal atau sepatu. Ini akan bisa menambah rasa aman bagi para jamaah. Sekaligus akan menambah rasa khusyu'. Pikiran yang tidak tenang akan barang yang diparkir di halaman (bisa hanya sandal, atau malah motor), akan membuat seseorang ketika menoleh di salam ke dua, ia akan menoleh ke kiri sampai jauh ke halaman.

Dulu, untuk menyiasati agar sandal tidak hilang, biasanya saya akan menaruh sepasang sandal secara terpisah. Sisi kiri di bagian sudut kanan undakan, sisi kanan saya taruh di sudut kiri serambi, di dekat tempat wudlu. Aman. Sesuai pengalaman saya, itu sangat aman. Karena si pencuri pasti tidak akan mengambil sandal hanya sisi sebelah saja. Sebetapun baru dan agak mahalnya sandal itu. Kecuali kalau ia tahu pasangannya yang saya taruh berjarak lebih dari sepuluh meter dari situ.

Menerapkan cara itu akan menimbulkan pemandangan agak aneh sih. Kalau saya lagi berdua dengan seorang teman akan lebih mudah lagi. Saat masuk gerbang masjid, kami menukar satu sisi antar sandal kami. Sisi kirinya saya tukar dengan sisi kiri punya saya. Tetapi tetap, ia masuk dari serambi kiri, saya masuk dari pintu depan. Saat pulang, kami jodohkan lagi sandal itu sesuai pasangannya.

Praktikkan, lalu perhatikan apa yang terjadi.*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar