Minggu, 02 Oktober 2016

Taat Pribadi, Sebuah Berita Selingan

FENOMENA Dimas Kanjeng Taat Pribadi dan pemberitaan tentangnya di berbagai media, paling tidak telah menjadi selingan. Bahwa, 'reality show' Kopi Sianida dengan bintang Jessica Komala Wongso di televisi, perseteruan Kiswinar vs Mario Teguh, ingar bingar Pilgub DKI, sampai Pilpres yang mempertarungkan Trump dan Hillary di AS telah terlalu medominasi isi berita. Perlu 'berita baru' yang segar dan agak jenaka. Dan, itu adalah tentang Taat Pribadi.

Lihatlah aksinya saat menggandakan (orang kepercayaannya ada yang menyebut 'mengadakan', bukan menggandakan) uang di laman Youtube. Berpeci hitam, duduk di kursi, sementara para pengikut yang tak berbaju sibuk menata uang yang dihamburkan oleh sang Taat setelah tangannya merogoh dari bagian belakang jubahnya. Sungguh hal yang merepotkan. Tidak praktis blas. Kalau Taat adalah pribadi yang simpel, tentu uang yang ia 'ambil' dari balik jubahnya itu tak dihamburkannya begitu. Toh, saat pertama, di tangannya uang itu telah rapi. Ya tinggal serahkan dalam kondisi rapi begitu ke para abdinya. Kok malah dihamburkan sehingga para abdi sampai buka baju (karena keringetan atau memang disyaratkan kudu begitu) untuk menatanya lagi.

Lhadalah, selain bisa mengadakan uang, kata berita, konon ia juga mampu mengadakan barang lain. Motor, misalnya. Ini tentu pelanggaran kedua selain pengadaan uang itu. Bagaimana tidak, secara resmi, lembaga negeri ini yang punya hak untuk menerbitkan uang hanyalah Bank Indonedia ( Bukan Bang Taat :) ), dan yang berkepentingan untuk memproduksi motor adalah Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM). Lha kalau dia bisa lewat ritual tiba-tiba 'mengadakan' motor baru, pihak ATPM harus mengusut itu. Kan sudah merugikan. Kecuali kalau motor itu merek dan spare part-nya menggunakan nama Taat. Tapi katanya kan merek motornya Honda CBR.

Betul memang, masyarakat kita belum bisa lepas dari hal-hal klenik. Untuk percaya hal-hal demikian, tak hanya orang pelosok dan tak berpendidikan, orang berpendidikan tinggi pun bisa meyakini. Lihatlah tokoh ternama pengikut Dimas Kanjeng yang sampai kini tetap taat pada Taat. Bukan orang sembarangan kan?

Saya pernah dipameri seorang teman yang katanya bisa mengambil uang dari langit. Dengan ritual dan membaca mantera rahasia plus harus ada kembang kantil khusus, ia bisa mendapatkan berapapun jumlah uang yang diinginkan.

“Itu uang asli apa uang mainan?” canda saya.

“Asli, dan bisa dipakai berbelanja,” mantap sekali ia menjawab.

“Wah, kalau bisa ambil uang dari langit dengan jumlah berapa saja,” sela saya, “ngapain Sampeyan pontang-panting kerja begini? Kan uang tinggal ngambil, kalau habis, ngambil lagi...”

“Oh, begini,” nadanya serius sekali, “uang itu kita pinjam. Khusus untuk menolong orang lain, tidak boleh untuk pribadi. Misalnya Anda punya utang dan tak ada harta untuk membayar, itu bisa saya bantu. Saya pinjamkan uang dari langit. Tetapi, kalau sudah mampu, Anda harus mengembalikan.”

“Mengembalikan ke langit, bagaimana caranya?”

“Ya harus lewat saya lagi...”

Sumpah, cuplikan dialog di atas adalah benar adanya. Dan syukurlah, sampai sekarang saya benar-benar tak mempercayai kemampuan teman saya itu. *****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar