Pemberitahuan yang gamblang. (Foto-foto: ewe) |
DIPAMPANGNYA
pemberitahuan bahwa material untuk STNK dan plat nomor telah tersedia
dan bagi yang tertunda penerbitannya sudah bisa mengambil, membuat
saya lega. Dulu ketika saya mengurus perpanjangan surat kendaraan
lima tahunan, dijanjikan STNK dan plat nomor pengganti baru akan jadi enam bulan kemudian. Kemarin itu, ketika saya datang lagi ke kantor
Samsat Manyar itu, terhitung tujuh bulan sudah dari kedatangan saya
pertama. Bukan apa-apa, kalau dijanjikan enam bulan dan baru saya
ambil tujuh bulan, misalkan belum jadi dan mesti sabar menunggu
sekian waktu lagi, saya kan bisa bilang dengan gemes, “Piye
to iki,
katanya enam bulan, sudah saya tambah sebulan lha
kok
belum jadi juga.”
Petugas berseragam, termasuk yang pakai hem lengan panjang dan berdasi itu, melayani dengan ramah dan selalu siap membantu. |
Di
depan pintu masuk, saya bertanya ke seorang petugas yang dengan
senang hati menerangkan ke loket mana saya mesti menuju, “Silakan
Bapak ke loket 28 dulu untuk mencetak STNK. Lalu dari situ, kalau
STNK-nya sudah jadi, Bapak ke loket 18 untuk pembuatan plat nomor,”
lelaki setengah baya berkata ramah sekali.
Karena
sudah pernah ke situ, hapal saya letak loket 28; loket paling kiri
dari pintu masuk. Meletakkan bukti pembayaran STNKB dan plat nomor
pada tempat yang tersedia, belum lama saya duduk, nama saya sudah
dipanggil; STNK sudah tercetak. Setelah mengisi buku pernyataan bahwa
STNKB sudah saya ambil, saya membawa berkas itu ke loket 18. Yang di
sini agak lama.
Sambil
menungu pencetakan plat nomor kendaraan, saya memperhatikan sekitar.
Senin pagi yang ramai, ruang tunggu nyaris penuh. Belum lagi orang
berjalan dari loket satu ke loket berikutnya sesuai prosedur. Walau
alurnya sudah ditata sedemikian rupa, bagi yang baru pertama kali ke
Samsat Manyar, terlihat bingung juga. Tetapi, petugas berseram rapi +
berdasi, termasuk yang tadi saya tanya di depan pintu, akan mendekati
orang yang demikian itu untuk kemudian menerangkan dengan gamblang
sambil menunjuk letak loket dimaksud. Nah, begini ini harusnya kantor
pelayanan publik. Rapalan mantra 'kalau bisa dipersulit kenapa
dipermudah' sudah harus dienyahkan jauh-jauh. Karena, bukankah
sejatinya rakyat adalah majikan dan mereka adalah pelayannya.
Nama
saya dipangil petugas loket 18 tak lebih dari seperempat jam saya
duduk di ruang tunggu. Dua lembar plat nomor telah saya terima. Ohya,
plat nomor saya sekarang ini berubah angka dan hurufnya, tidak
seperti semula. Oleh karena itu saya mesti ke loket lain lagi. Namun
dengan pelayanan Samsat Manyar yang sekarang saya rasakan lebih cepat
dan lancar, tiada kekhawatiran perubahan data di buku BPKB akan
memakan waktu lama.
“Foto
kopi bukti pajak dan STNK masing-masing satu lembar,” kata petugas
loket perubahan data BPKB tentang syarat yang mesti saya penuhi.
Entah karena instruksi atasan atau apa, saya nilai semua petugas
loket selalu tak lupa tersenyum ketika melayani. Sementara di luar
mendung, senyum para petugas itu membuat hati saya makin adem.
Loket perubahan data BPKB. |
Saya
keluar kantor untuk menuju tempat foto kopi di dekat kantin. Nah ini,
disini ini yang malah lama sekali antrenya. Biayanya sih
murah, cuma seribu, tapi menunggunya itu lho yang mesti sabar.
Berbekal
foto kopi dimaksud, saya balik lagi ke loket penulisan BPKB. Kali ini
petugasnya ganti. Kalau tadi seorang lelaki paruh baya, sekarang
perempuan muda yang sedang hamil tua. “Ini resi untuk
pengambilannya, Pak. Disimpan baik-baik ya.”
“Jadinya
kapan, Mbak?”
“Lima
hari kerja, itu sudah tertera di resinya,” kalimat itu disampaikan
sambil tersenyum. Walau senyum itu sama sekali bukanlah senyum
ejekan, saya agak malu juga kurang teliti membaca resi yang telah
saya pegang..
Dibanding
enam bulan, lima hari tentu bukanlah waktu yang lama. Paling tidak,
jauh hari sebelum bayi yang dikandung petugas cantik itu lahir, BPKB
dengan data plat nomor baru milik saya telah selesai.
Sekali
lagi, begini ini seharusnya birokrasi layanan publik. Bukan hanya di
Samsat Manyar Surabaya, instansi manapun dan dimanapun yang melayani
masyarakat dengan baik dan tidak berbelit sekaligus tidak memakan
waktu lama, tiada jari tangan yang layak diacungkan selain; jempol!
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar