BULAN Robi'ul Awwal begini, banyak sekali orang punya hajat di kampung saya. Khususnya untuk acara khitanan atau pernikahan. Ya, dalam penanggalan Jawa, bulan ini (yang disebut juga bulan Maulud, dengan gampang orang menyebutnya bulan Mulud) termasuk bulan bagus untuk menggelar acara-acara itu. Dalam ingatan saya, dua bulan dari dua belas bulan dalam setahun, yakni bulan Suro dan Selo, termasuk yang dihindari dalam melakukan acara-acara macam itu. Walau kalau saya amati yang belakangan terjadi, ada juga yang 'nekad' menggelar acara di dua bulan itu. Bisa jadi generasi (Jawa) sekarang sudah lebih 'maju' dalam pakem dan paugeran dan kurang suka memercayai primbon. Generasi ini lebih percaya bahwa hari bagus selalu ada dalam setiap bulan, yakni hari ketika orang-orang sudah gajian.
Banyaknya orang yang menggelar acara di bulan ini, adalah berkah bagi banyak pihak. Catering, persewaan gedung resepsi, persewaan alat-alat pesta dan termasuk juga pawang hujan. Ya, bulan Mulud selain identik dengan musim panen buah-buahan, ia seringkali jatuh pada musim penghujan. Menggelar pesta di musim hujan tentu butuh 'orang pintar' yang bisa memindah hujan agar tidak tercurah di sekitar acara, tetapi digeser ke tempat lainnya. Masalahnya adalah, di tempat lain ada juga orang menggelar acara yang meminta pula kepada pawang hujan kepercayaannya untuk hal serupa.
"Makanya, disini susah sekali turun hujan, selain banyak proyek pembangunan, banyak orang punya hajat sih," kata seorang teman.
Teman saya itu bukan orang tak berpendidikan, tetapi bukankah yang percaya akan hal-hal demikian itu tak melulu orang yang tinggal di pedalaman yang kadang masih menyembah pohon ciplukan.
Tenda besar dengan variasi yang cantik, kuwade atau pelaminan yang mewah terbilang nyaris tidak mengganggu lingkungan. Satu-satunya yang rawan mengganggu adalah terjadinya polusi suara oleh perangkat sound system yang kadang dipegang oleh operator yang teledor. Yang seenak udelnya sejak pagi hingga larut malam memutar lagu-lagu yang kadang tidak sesuai dengan konsep acara pernikahan yang kudunya khidmat dan sakral. Ya, si operator dengan sembrono menganggap semua orang suka musik dangdut koplo yang diputar keras-keras seperti kesukaannya sendiri. Sama sekali abai akan kemungkinan tetangga terdekat dari yang punya hajat sukanya lagu jadul macam Hitam Putih Fotomu-nya Ratih Purwasih, atau tetangga lain dengan selera genre musik lain macam KLa Project dan lainnya.
Pada beberapa kejadian, sang operator saya dapati memutar musik keras sekali hanya karena berjarak tujuh rumah dari tempatnya disewa, ada tetangga lain yang juga sedang punya hajat dengan menyewa sound system orang lain. Jadilah antar operator saling jor-joran adu kencang suara. Yang terjadi kemudian adalah kegaduhan yang sama sekali tak dapat dinikmati.
Akan berbeda keadaannya bila acara digelar di gedung tertutup dengan tata suara sedemikian rupa. Dan memang bukankah lebih mendukung suasana bila alunan musik ditempatkan sebagai pemanis belaka dan bukan malah sebagai yang merusak suasana. Alunan musik lembut tentu akan membuat para tamu tak perlu agak berteriak ketika mengucapkan selamat kepada yang punya hajat.
Saya menduga, sebagai penjual jasa, pemilik sound system kurang menempatkan si pengguna jasanya ibarat raja. Yang diawal pembicaraan perlu ditanya musik apa yang menjadi kesukaannya termasuk indikasi penyanyi siapa saja yang disukai para tetangga, musik apa yang menurutnya haram diputar di tempatnya nanti, seberapa volume suara yang diinginkan, jam berapa sound system mesti mulai dihidupkan dan jam berapa pula ia mesti dimatikan. Iya lho, pernah suatu ketika tetangga saya punya hajat dan operator sound system-nya termasuk kategori sontoloyo. Sudah lewat tengah malah ia masih memutar musik dengan keras dan sama sekali tak peduli para tetangga tak bisa tidur karenanya padahal besok harus bekerja atau anak-anak mesti sekolah.
Jadi, kalau Anda adalah operator atau pemilik persewaan sound system, saya kira tidak ada salahnya bila Anda memakai saran yang saya tuliskan di atas. Kalau Anda bisa menerapkan hal yang demikian, bukan tidak mungkin saya akan memakai jasa Anda dalam acara Walimatul Khitan kalau nanti saya disunat lagi.. *****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar