Senin, 26 September 2011

Doa Bumerang

KETIKA SD dulu, salah satu pelajaran yang saya takuti adalah pelajaran agama. Lebih-lebih pak Fatchullah, sang guru, bagi saya orangnya sungguh sangar. Tinggi besar. Suara Honda CB nya sering bikin saya jantungan, bila tugas hafalan yang beliau berikan belum menempel di otak saya.

Hafalan itu sebenarnya pendek saja. Hanya surat At-Tiin. Tetapi lidah saya selalu keluar jalur ketika memasuki dua pertiga isi surat. Malam itu, celakanya, saya bukan bekerja keras menempelkan hafalan itu ke ingatan saya. Tetapi malah merapal doa agar pak Fat besok pagi tidak datang mengajar.

“Ya Allah ya Tuhanku. Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang. Ijinkanlah hambaMu yang lemah ini memohon. Agar besok pak Fat berhalangan datang. Agar aku terhindar dari hukumannya karena tidak hafal surat At-Tiin. Ya Allah ya Tuhanku. Segala kesembuhan adalah atas kuasanmu. Pun, segala penyakit adalah juga atas ijinMu. Maka sakitkanlah pak Fat barang sehari saja. Tak perlu Kau sakitkan yang berat. Cukup sakit perut saja. Aku memohon ya Allah, kabulkanlah doaku ini. Amiin.”

Jam tujuh pagi pak Bon memukel bel dari potongan rel KA. Menuju ke halaman sekolah untuk bersenam pagi, saya sempatkan melirik tempat parkir motor guru. Dan, alhamdulillah. Si Honda CB tak terlihat disana. Saya kira Tuhan sungguh baik hati. Mengabulkan doa yang semalam saya panjatkan.

Sampai SKJ usai, belum juga terdengar deru si CB. Aman. Keamanan itu makin nyata, ketika justru pak Damiri yang mengisi pelajaran di jam pertama. Ah, sakit perut betulan rupanya pak Fat.

Pak Damiri mengambil kapur tulis. Dan mulai menulis pelajaran PMP yang harus kami salin ke buku kami. Ketika baru menulis satu alenia, deru CB datang memasuki pintu gerbang. Pak Damiri menyudahi perannya, tepat disaat saya memulai kegelisahan baru. Kegelisahan itu makin menjadi-jadi ketika pak Fat masuk kelas. Keringat dingin mengguyur sekujur tubuh saya.

“Edi, kenapa kamu?” tanya pak Fat.

“Saya sakit perut, pak," jawab saya sambil memegang perut yang tiba-tiba mulas luar biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar