Rabu, 02 Januari 2019

Selamat Tahun (Hoax) Baru

SAAT mengawali tulisan ini, sudah tiga puluh delapan jam saya menghirup udara tahun baru. Tahun 2019. Tahun baru yang lama-lama akan menjadi lama juga, kehilangan kebaruannya. Seperti halnya yang lain. Yang tak terhitung. Yang tak dirayakan.

Namun, saya memang tak pernah merayakan tahun baru. Tak pernah meniup terompet sambil begadang, lalu besoknya tidur seharian. Tidak. Saya bukan kelompok kaum itu. Saya orang biasa saja. Sangat biasa.

Walau demikian, saya rasa tahun ini, gaduh sekali. Bukan tentang para anak muda yang keliling kota di malam pergantian tahun dengan knalpot brong motornya. Kegaduhan yang belum pernah ada sebelum-sebelumnya. Kegaduhan yang konyol sekali. Antara dua kubu. Yang entah darimana asalnya kemudian melekat julukan kecebong dan kampret.

Media sosial memang kejam sekali. Di dalamnya menjadikan seakan tak ada sekat sama sekali. Walau tentu tak harus begitu. Karena, dimana pun, memakai sarana komunikasi apa pun, unggah-ungguh tetaplah harus ada. Harus diberlakukan. Tak peduli kepada siapa pun. Kecuali, meminjam istilah Pak Rocky Gerung, orang dungu yang melakukannya. Dan kedunguan stadium lanjut adalah orang dungu yang tak merasa dirinya dungu. Sabar, jangan keburu tersinggung. Karena, bisa jadi orang tersebut adalah saya sendiri.

Tengok saja. Hanya di media sosial orang yang blas gak pernah sekolah ekonomi bisa menyerang kebijakan pemerintah terkait ekonomi hanya berdasar pendapat si anu yang kebetulan berseberangan dengan pemerintah. Istilahnya, si anu itu ada di kubu oposisi. Yang maklum saja, apa pun kebijakan pihak sana selalu keliru bagi kelompoknya. Pun demikian sebaliknya.

Contoh kedua, hanya di medsos ada anak yang barangkali ngajinya baru dalam tahap iqro' saja bisa mengatai seorang ulama dengan kata 'ndasmu' hanya karena si anak itu tak sependapat dengan pandangan kiai itu tentang sesuatu.

Begitulah. Telepon pintar akan sangat berbahaya bila yang memegangnya tidak pintar. Apalagi dengan kenyataan bahwa perkembangbiakan hoax sudah sangat sulit dikendalikan. Padahal, maha sesat hoax dengan segala isinya.

Walau terlambat, saya ingin mengucapkan selamat tahun baru. Semoga kita tetap termasuk kaum yang tidak mudah termakan (apalagi pencipta) hoax.*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar