Sabtu, 24 September 2011

Sebentuk Sepanduk

SEBAGAI kota besar, Surabaya memang padat. Jumlah penduduknya, maupun jumlah kendaraan yang memacetkan jalan-jalannya. Ruas-ruas jalan yang sering macet itu, disisi lain adalah juga sebuah tempat yang strategis bagi sebagian kalangan. Misalnya, bagi pengusaha reklame dan sejenisnya.

Banyak saya dapati dipersimpangan jalan, mulai pertigaan, perempatan atau perlimaan (?) berdiri tiang-tiang reklame yang menjulang. Papan reklame aneka ukuran menjamur diseantero kota. Yang setiap musim hujan tiba selalu menimbulkan kekhawatiran. Tiang yang besar itu memang tak roboh. Tetapi papan reklame besar itu yang sering pontang-panting ditiup angin. Kalau sudah begitu, bukan tidak mungkin memakan korban, menjatuhi yang sedang lalu-lalang dibawahnya. Dan yang begini ini pernah terjadi.

Dari segi keamanan, sepanduk memang tidak membahayakan. Ia hanya ringan saja. Ia hanya, sering terjadi, dibentang diantara kaki-kaki tiang reklame raksasa. Tetapi dari segi keindahan ia sering tak tahu tata letak yang mengindahkan. Tumpang tindih. Ruwet.

Lebih ruwet lagi ketika hari ini saya dapati sebentuk sepanduk yang aneh. Walau bertumpang tindih dengan sepanduk lain, kalau diletakkan dipertigaan jalan Ahmad Yani-Margorejo Indah memang itu tempat yang strategis. Tetapi ketika membaca yang dituang disitu, saya jadi kurang ngeh.

Bila bulan puasa kemarin ada sebuah sepanduk ucapan selamat berpuasa dengan dibubuhi suatu gambar atau logo produk sirup disalah satu sisinya, saya maknai itu sebagai si sirup itu sedang mengucapkan selamat berpuasa kepada saya. Tetapi sepanduk yang saya ambil gambarnya ini tidak begitu.

‘Suara Golkar suara rakyat’ begitu bunyi kalimatnya. Disisi kiri ada foto Deddy Mizwar dan Dude Herlino sebagai bintang iklan Hobat. Disisi kanan ada logo TV9 lengkap dengan tagline-nya; santun menyejukkan.Sebentuk sepanduk itu

Apa yang salah?
Maaf, saya tidak hendak mencari letak kesalahannya. Tetapi, hanya ingin mencermatinya.

Begini, Hobat memang sering saya dapati sebagai sponsor program Kiswah (Kajian Islam Ahlussunnah wal Jamaah) salah satu acara unggulan di TV9 yang milik NU ini. Tetapi ketika keduanya bergandeng tangan membentang kalimat diatas, saya gagal mencari maksudnya. Pertama, seingat saya, belum pernah sebelumnya saya dapati suatu produk obat menyeponsori sebuah partai. Kedua, NU (dan seluruh organisasi dibawahnya, termasuk TV9?) tidak berpolitik praktis. Tetapi, ‘ada dimana-mana walau tidak kemana-mana’.

Atau ini hanya sebagai giliran saja. Dan Golkar mendapat kesempatan pertama. Besok Hobat dan TV9 menyeponsori partai lain, besoknya lagi lain lagi. Dan seterusnya.

Eh, tetapi jangan-jangan saya salah duga. Yang di tulis itu bukan nama partai. Karena yang sebenarnya dimaksud adalah nama merek alat elektronik; Goldstar. Cuma salah tulis saja. Lagian kan tidak ada gambar pohon beringinnya.

Entahlah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar