Minggu, 18 September 2011

(Bukan) Kabar Burung

SEBELUM punya kendaraan sendiri, dulu kemana-mana saya selalu naik angkot. Termasuk untuk berangkat dan pulang kerja. Dan kebiasaan saya, kalau akan bepergian, selalu buang air dulu. Karena, repot kan kalau dalam angkot di jalan tiba-tiba kebelet pipis. Kalau pakai kendaraan sendiri sih, tentu saya bisa belok ke SPBU untuk nunut ke toiletnya sekadar melampiaskannya.

Seperti biasa, sore itu sebelum pulang kerja saya menuju toilet melaksanakan 'ritual' buang air dulu. Lepas itu, saya menuju seberang patung kuda di jalan HR Muhammad menunggu lyn TV jurusan Joyoboyo. Dari terminal Joyoboyo ke Rungkut, nanti, saya masih harus oper ke angkot lain. Pilihannya lumayan banyak. Ada lyn U yang lewat Panjangjiwo, atau H4J yang lewat jalan Ahmad Yani lalu belok kiri melalui jalan Jemursari. Kalau ingin lewat Sidosermo bisa pilih lyn JTK yang type Kijang (butut), tetapi kalau mau yang via Margorejo Indah ada JTK2 dari jenis Suzuki Carry.

Menunggu beberapa lama lyn TV yang berwarna coklat tua belum juga nongol. Kecuali angkot-angkot lain, lyn TV ini saya tahu kenapa dinamakan begitu. Kok tidak seperti angkot JTK yang kependekan dari jurusannya: Joyoboyo-Tambak Klanggri, misalnya. Karena lyn TV ini menjelajah daerah Surabaya Barat (Manukan, Lontar, Darmo Permai, Ngesong, Balongsari) yang disitu menjulang tower stasiun relay nyaris semua saluran televisi lokal maupun nasional, maka angkotnya dinamakan lyn TV!

Hampir jam lima sore saya baru dapat lyn yang saya tunggu. Tanpa tanya ini-itu kepada si sopir langsung saja saya masuk. Karena pasti ini menuju terminal Joyoboyo. Lain halnya kalau ia berangkat dari terminal Joyoboyo. Angkot jenis ini terbagi menjadi beberapa tujuan; Ngesong, Manukan, Lontar atau Darmo Permai.

Di dalam angkot ini tak seberapa penuh. Di depan, di dekat sopir, ada satu penumpang, di belakang hanya ada saya, dan seorang ibu bersama anaknya yang sekitar delapan tahun umurnya. Rupanya si ibu itu punya tempat favorit seperti saya. Yang selalu memilih di bangku belakang, di dekat jendela. Angin yang berhembus ketika angkot berjalan membuat terasa isis. Saya duduk di pojok kiri sementara si ibu beserta anaknya di kanan. Kami berhadap-hadapan.

“Ma, ada burung mau terbang, ma,” si anak berceloteh saat angkot berjalan pelan, karena si sopir sambil tolah-toleh mencari penumpang.
“Hust,” si ibu menyuruhnya diam.

Ah, rupanya selain pilihan tempat duduk yang seselera dengan saya, si ibu itu juga tak suka bicara kalau di dalam angkot. Berbincang-bincang di dalam angkot adalah hal yang juga tidak saya sukai.
Tetapi dasar anak-anak, si bocah laki-laki itu terus saja ngoceh layaknya burung. Dan yang dibahas selalu saja soal burung.

Hampir setengah jam kami tiba di terminal Joyoboyo. Saya dan si ibu itu (juga anaknya, tentu) berpisah. Kami mempunyai tujuan yang berbeda, rupanya. Saya melanjutkan perjalanan ke Rungkut, dan si ibu itu entah mau kemana.

Seperti saya bilang di atas, angkot jurusan Rungkut ada beberapa pilihan. Dan semuanya ada plus-minusnya. Lyn H4J; via jalan Ahmad Yani yang luar biasa macetnya. Tetapi lyn U-pun setali tiga uang. Tiada jalan yang tak padat dan cenderung macet di Surabaya di setiap sore hari. Hanya trayek JTK type Kijang yang sedikit lebih lancar. Tetapi (minusnya) ia lewat perkampungan yang jalannya sempit dan meliuk-liuk. Karena jalan sepi, lajunya juga nggremet. Pelaaan sekali. Karena penumpang juga sepi. Kalau JTK2 yang Carry?

Karena ia sebagian besar adalah mobil agak baru (waktu itu sih...), tentu bila dibanding si TV yang setara JTK Kijang, saya memilih si JTK2 yang Carry. Walau bisa-bisa masih saja ada kemungkinan ketemu macet begitu sampai di pertigaan antara Kantor Pos dan kantor Telkom di Kendangsarin nanti. Tetapi plusnya, si JTK2 yang Carry ini, nyaris semua dilengkapi speaker yang menggelegar. Sebagian selalu tune in di sebuah gelombang radio dangdut. Lagu yang lagi populer waktu itu, Anggur Merah-nya Meggy Z.

Sekitar jam enam sore lebih sedikit, saya sampai rumah. Kebiasaan saya, selalu saja saya langsung menuju toilet; buang air. Dan ketika hendak membuka resleting,...
Lhadalah, ia masih menganga tiada terkunci selepas dibuka di tolilet kantor tadi. Makanya si bocah di lyn TV tadi selalu bicara tentang burung! ****

5 komentar:

  1. Wah, akhir luar duga.. stress langsung selesai membaca

    BalasHapus
  2. Komentar Anda akan terlihat setelah disetujui.

    :-((

    BalasHapus
  3. nyantai dulu sambil baca nih postingan, heheheh

    BalasHapus
  4. Terima kasih, Acai Berry, sudah mampir ke kedai saya ini. Hehehehe juga.

    BalasHapus