“DEMI kekhusyukan kita bersama, bagi jamaah yang membawa alat komunikasi telepon selular, untuk tidak mengaktifkannya selama khutbah dan juga selama sholat Jumat,” begitu kurang-lebih pengumuman yang diudarakan sesaat sebelum khutbah Jumat disampaikan.
Ini dia. Disaat khutbah mulai disampaikan, biasanya saya serasa kena hipnotis; ngantuk. Atau bahkan kemudian tidur. Tetapi, barusan, tumben saya bisa melek selama khutbah. Khutbah dengan tema yang itu-itu juga. Dengan gaya yang begitu-begitu juga. Tetapi,” Khutbah dengan tema itu-itu dengan gaya yang begitu-begitu saja tidak kamu laksanakan. Kok mau minta yang gaya baru.” sanggah sebuah status di FB seorang teman.
Khusuk, dalam hal apapun kadang menang sulit. Dalam sholat Jumat barusan, sekuat tenaga saya mencoba belajar khusyuk. Sekhusyuk-khusyuknya. Tetapi gagal. Gara-garanya bukan ada jamaah yang nakal lupa tak mematikan ponselnya dan ada panggilan masuk. Bukan. Tetapi beberapa anak yang ikutan khusyuk dalam guyon dibarisan belakang.
Nanti, kalau ada malaikat bertanya,” He Edi, kenapa pada Jumat tanggal sekian bulan sekian kamu sholat tidak khusyuk?”
Telunjuk saya siap menunjuk segerombolan bocah itu sebagai kambing hitam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar