SEMUA hal serba berpasangan.Tetapi sepasang saja yang ingin saya tulis sekarang.Masuk dan keluar.Lebih spesifik lagi ia sedang akan saya kaitkan dengan akal.Sehingga menjadi;masuk akal dan keluar akal.
Ingatkah sampeyan,ketika ribuan orang rela antri demi segelas air yang sudah dicelupi sebongkah batu oleh Ponari?Demi kesembuhan segala penyakit yang mungkin telah sekian lama diidap seseorang.Lalu,testimoni mengalir dari mulut ke mulut tentang suatu kesembuhan pasca meminum beberapa teguk air sakti dari Ponari.Berdasar testimoni itu,pasien Ponari makin membludak.Semua sembuh?
Entahlah.Tetapi saya ingin membuat pertanyaan baru;masuk akalkah itu? Relatif.Tergantung menurut akal siapa.Mungkin ia tidak masuk akal menurut sampeyan,tetapi sebaliknya menurut saya.Karena,bukankah akal setiap orang berbeda.Akal saya bisa jadi hanya sebatas ini,tetapi akal sampeyan jauh,jauhh...sekali meninggalkan akal saya.
Tetapi,ketika orang telah melakukan segala upaya sampai notok dug,masih tidak juga tuntas (sembuh,normal,sukses,dsb),lalu karena ia punya akal,maka ia melakukan upaya lain.Dan itu ketemu yang model si Ponari dan sebangsanya.Saya kira itu masuk akal dilihat dari modal mereka yang memang akalnya dangkal.
Sampeyan menuduh saya sok realistis,gak percaya yang gitu-gitu;bahwa yang bisa memberi kesembuah hanya dokter.Sampeyan kurang benar kalau menuduh saya begitu.Penyembuh segala penyakit hanya Tuhan.Dan Ia bisa saja memakai perantara seorang dokter atau hanya sekelas Ponari.Masuk akal,setidaknya menurut akal saya.
Saya pernah mengalami.Mengidap penyakit skabies.Bertahun-tahun tak sembuh.Sembuh seminggu,kumat tiga bulan.Begitu terus menerus.Sampai saya saban hari harus makan sekadar berlauk kemriuk-nya krupuk.Karena kalau sedikit saja memakan daging,ikan telur dan sebangsanya,ia malah menjadi malapetaka bagi saya.Tetapi saya yakin,setiap penyakit ada obatnya.
Saya tak seperti perempuan (berita ini saya baca kemarin di koran),yang stres karena lima bulan tak bisa tidur lalu pendek akal ingin ‘tidur selamanya’ dengan menenggak cairan anti nyamuk.Saya tidak begitu.Setidaknya saya tidak putus akal.
Maka,hari Juma’at Legi begini,saya berangkat ke masjid lebih awal.Agar dapat tempat paling depan.Agar bisa mendengarkan khotbah dari kiai sepuh yang memang hanya dihari Jum’at Legi saja berkhutbah di masjid itu.Agar selepas sholat Jum’at saya bisa mencium tangannya.Agar tangan saya ketularan halusnya tangan beliau.Agar (lagi) penyakit skabies yang kerasan tinggal ditangan saya rontok oleh ‘khasiat ghoib’ tangan kiai sepuh.
Sebuah upaya yang keluar akal,tetapi saya menjadikannya masuk akal karena setelah menggunakan cara yang masuk akal (menurut teori medis) penyakit saya tak juga terpental.Obat medis sampai jamu herbal tak mempan,makanya saya curiga Tuhan menaruh penyembuhan skabies saya lewat tangan kiai sepuh ini.
Dan,alhamdulillah,ternyata setelah beradu tangan dengan beliau di hari Jum’at Legi itu,tangan saya tak sembuh juga.Saya mensyukuri itu karena saya merasa telah hampir ketarik dalam praktik syirik.Baru hampir.Kalau beneran sembuh,tentu saya menganggap tangan kiai sepuh sakti,seperti batunya Ponari.
Saya cari akal lagi.Idenya malah tidak masuk akal.Tetapi tak ada salahnya mencoba.Kalau dalam bahasanya Thomas Alfa Edison;saya bukan tidak menemukan banyak obat yang tidak menyembuhkan sakit saya.Tetapi saya justru telah menemukan banyak obat yang tidak bisa dipakai sebagai penyembuh sakit saya.Sampeyan bingung membaca kalimat diatas? Hehehe...
Bila saya secara medis dilarang makan ikan laut,daging,telur dan sebangsanya,saya bertekat untuk malah memakannya.Sebanyak-banyaknya.Biar kapok.Ngincipi sedikit saja kumat.Makan banyak saja sekalian,sehingga kalau kumat tidak rugi.Toh sama-sama kumatnya.
Sehari pasca makan segala larangan,eh kok tidak kumat.Dua hari,juga tidak ada tanda-tanda si skabies muncul lagi.Tiga hari,empat hari,seminggu dan seterusnya malah sembuh.Sampai sekarang.Dan,menurut akal saya,analoginya begini;si kuman skabies kekenyangan dan jadinya ia malah mampus!
Apakah analogi saya itu masuk akal atau keluar akal?Entahlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar