Minggu, 24 Januari 2021

Antena UHF Paramount Gold

 


SEJAK
 diketok palu tentang batas akhir umur siaran tv analog pada 22 November 2022, sepertinya geliat migrasi siaran televisi dari analog ke digital kembali terasa menggelinjang😊. Di beberapa zona, ambil sebagai contoh, MUX MNC grup langsung tancap gas, walau di area lain masih harus bersabar dulu. Menunggu pengadaan perangkat dulu. Termasuk menunggu proses lelang MUX di beberapa propinsi.

Saya mengikuti perkembangan di zona lain via sosmed saja. Sedang di area Surabaya ini, seminggu yang lalu ada kejutan dari MUX Viva yang tiada hujan-tiada angin tiba-tiba nongol. Walau, kemudian langsung clink: menghilang lagi. Kok saya jadi ingat jailangkung ya. Hehe...

Baiklah, mungkin si Viva sedang memanasi perangkat saja. Baru uji coba. Walau sebenarnya, saya inginnya MUX Viva langsung tancap gas, menyalip sinyal MUX Emtek yang walau sudah sebulan lebih on air, tapi sinyalnya masih pelit (pakai banget).

Karena geregetan bercampur penasaran dengan sinyal MUX Emtek (Ch. 29/538 MHz), saya belain sampai ganti antena. Saya berprasangka, jangan-jangan antena Titis TS-1000 milik saya sudah kurang titis lagi dalam menangkap sinyal digital. Lalu, antena apa yang lebih sakti?

Nah, tempo hari saya ada keperluan urusan kerjaan ke Pasar Genteng, Surabaya. Anda tahu, Pasar Genteng adalah gudangnya peralatan wabil khusus untuk perangkat antena parabola. Di sebuah toko, saya lihat ada terpajang antena UHF merk Paramount Gold. Produksi Gapura Agung. Produsen antena parabola yang sudah lumayan kondang. Antena parabola yang saya pasang di rumah saya juga keluaran Gapura Agung. Merknya juga Paramount.

Ini foto dish Paramount
saya yang juga dipakai
sebagai foto beberapa
orang yang jualan
antena parabola di olshop.

Menilik rekam jejak penangkapan sinyal antena parabola saya cap Paramount yang jos-gandos, saya kepincut untuk membeli antena UHF merk yang sama. 

Seperangkat antena UHF merk Paramount Gold itu saya pinang dengan mahar 125 ribu rupiah. Mahal? Relatiflah.

Secara bentuk, antena ini praktis, cantik sekali. Warnanya juga anti-mainstream; cokelat tua. Ukuran: panjang 85 cm, lebar sirip sekitar 15 cm, lebar reflektor di bagian belakang sekitar 30cm. Yang menarik adalah, telah tersedia konektor; male dan female. Dengan diameter kabel yang sesuai ukuran RG6. 

Setelah saya rakit (dan proses perakitannya gampang sekali) si Paramount Gold ini saya pasang. Dengan ketinggian sejajar dengan antena lama, si Titis TS-1000. Kalau diukur secara meter, ya sekira 8-9 meteranlah. Pokoknya di atas atap lantai dua rumah saya.

Bagaimana penangkapan sinyalnya?

Untuk analog sepertinya lumayanlah. Beberapa kanal analog yang tadinya kurang jernih, jadi makin bening. Untuk sinyal digital bagaimana?

Saat saya cek sinyal kanal digital, mendapati sinyal MUX Media Grup jos, sinyal MUX TVRI joss, sinyal MUX Trans juga josss, sinyal MUX Emtek... tetap ndledek, lembek. Tidak jauh berbeda dengan saat saya scan pakai antena Titis TS-1000.****

Untuk review versi audio visual, silakan klik: https://youtu.be/AYq9uX9BssU



2 komentar:

  1. Di double ae cak mbek titis gae KTN UHF Mixer, aku dewe wis gae iku, joss👍

    BalasHapus