Jumat, 05 Juni 2015

Caring; Sebuah Rebranding

CAPING adalah sebutan untuk penutup kepala terbuat dari anyaman bambu
yang dikenakan petani saat ke sawah. Dan 'caping gunung' adalah judul
gending Jawa yang semua sinden pasti bisa menembangkannya. Tetapi ada
'caping' lain yang selalu bisa ditemui pembaca majalah Tempo di
halaman belakang. Ya, 'caping' yang ini bisa bermakna lain sekaligus
tidak. Caping sebagai 'penutup kepala', sekaligus 'caping' lain
sebagai Catatan Pinggir Gunawan Mohammad. Pada tahap itu, bukan
majalah Tempo namanya kalau tanpa ada Caping tulisan Mas Gun di
dalamnya.

Awalnya blog ini saya kasih nama Sudut Edi Winarno. Dan hanya sebentar
label itu muncul. Karena kurang sreg, lalu saya ganti menjadi Kedai
Kang Edi. Nama ini yang bertahan agak lama: enam tahun. Eh, kok
lama-lama saya ingin ganti nama lagi. Toh blogger tidak melarang hal
itu. Toh untuk gonta-ganti nama blog saya tak harus membuat 'jenang
abang' sebagai sesajen terlebih dulu. Tetapi apa nama yang pas?

Jadilah Caring.
Biarlah kalau ada yang menganggap itu agak mirip Caping.

Bukan, Caring saya ini bukan bahasa Inggris. Malah saya lebih sreg
membacanya sebagai bahasa Jawa. Entah apa arti kata itu dalam bahasa
Jawa yang berlaku di daerah Anda, tetapi di daerah saya caring berarti
menghangatkan tubuh dengan berjemur pada matahari pagi saat musim
bedhidhing kembang cilung, musim dingin saat mekarnya bunga pohon
dadap.

Sebagai orang yang 'kemaruk' ngeblog, awalnya ada beberapa akun blog
yang saya punya, bahkan hingga kini. Tetapi yang agak ajeg saya rawat
ya ini, yang sedang Anda kunjungi sekarang ini.

Ya, sekarang ini bukan lagi Kedai Kang Edi dan sudah menjadi Caring. Sampai kapan nama Caring (catatan
ringan) ini bertahan untuk tidak berganti lagi? Saya tidak tahu.
Tetapi kalau ditanya kenapa saya tetap saja menulis walau pengunjung
jarang yang meninggalkan jejak komentar?

Simpel saja jawabnya. Bagi saya, menulis itu mempunyai perbedaan yang
serius dibanding bicara atau tertawa. Umpama saya selalu bicara
sendiri atau tertawa sendiri, orang dengan gampang akan meletakkan
jari telunjuk di jidat dengan posisi miring untuk memberitahu orang
lain tentang saya. Tetapi ketika saya melakukan aktifitas menulis
sendiri, iya sendiri saja dan di sembarang tempat, niscaya tidak akan ada yang mengatai saya sebagai 'begini'.  (saya menulis kata terakhir barusan sambil meletakkan jari telunjuk di jidat dengan posisi miring).*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar