Kamis, 07 Mei 2015

Dua Jam + Enam Bulan di Samsat Manyar

Silakan KLIK disini: Samsat Surabaya Timur di Manyar Kertoarjo (Foto: Dok. Pribadi)
UNTUK membayar pajak kendaraan bermotor, sekarang ini, mudah sekali. Cukup datang ke Samsat Corner di mal-mal, jadilah. Atau membayar lewat Samsat Drive Thru dengan tanpa turun dari kendaraan. Cepat sekali. Dan kalau masih ada orang yang menggunakan jasa calo untuk hal yang sangat mudah sekali itu, sungguh patut dipertanyakan alasannya.

Tetapi, untuk membayar pajak kendaraan lima tahuhan (ganti plat nomor) yang harus datang langsung ke kantor Samsat apakah semudah dan secepat membayar pajak tahunan di Samsat Corner di mal?

Loket Cek Fisik.(Foto: Dok. Pribadi)
Berbekal bayangan masih ribetnya birokrasi di kantor Samsat, banyak sekali orang langsung menyerahkan urusan itu melalui tangan calo. Nah, sebenarnya seberapa sulitkah mengurus sendiri pajak lima tahunan itu di Samsat dan butuh waktu berapa lama?

Kemarin (5 Mei 2015) saya meneguhkan diri mengurus sendiri hal itu di kantor Samsat. Karena domisili saya di Surabaya Timur, saya termasuk daerah kerja Samsat Manyar. (Kendaraan saya ini masih atas nama tetangga, karena ketika beli dulu saya belum masuk sebagai 'warga negara' Surabaya. Nah untuk itu saya menyiapkan Surat Kuasa yang saya ketik sendiri lengkap dengan materai senilai 6000 rupiah).

Lewat jalan Ir. Soekarno (MERR) dari rumah sampai ke kantor Samsat di jalan Manyar Kertoarjo hanya memakan waktu seperempat jam. Saya lihat jam dinding di ruang petugas administrasi Cek Fisik masih menunjuk angka 8.12 WIB. Dan pelayanan Samsat sudah mulai ramai.

Esek-esek nomor mesin dan nomor rangka kendaraan. (Foto: Dok. Pribadi)
Dari pintu gerbang, saya langsung membawa kendaraan ke area cek fisik. Bertanya kepada petugas berseragam krem/kekuningan, saya diarahkan ke loket 1 untuk mengambil formulir cek fisik dulu. Selembar kertas itu telah ada semacam kertas sticker untuk menggesek nomor rangka dan nomor mesin kendaraan. Petugas cek fisik menggesek dengan cekatan. Benar, pada kaca loket tertulis 'cek fisik gratis', tetapi saya lihat nyaris semua orang memberi tip lima atau sepuluh ribu rupiah ke petugas cek fisik. Kalau dikalikan, dengan sebegitu banyak kendaraan yang cek fisk saban hari, tentu sangatlah besar uang tip yang diterima petugas berseragam biru itu. (Saya tak tertarik untuk mereka-reka; uang itu 'dimakan' sendiri atau dibagi rata ke petugas/bagian lain demi sama rasa-sama rata...)

Setelah cek fisik, kendaraan dianjurkan dipindah ke tempat parkir di seberang jalan. Dan di dekat kantin tak jauh dari tempat parkir itu, kita bisa memfoto kopi berkas yang kita pegang, termasuk BPKB dan STNK lama. Tak usah bilang ini-itu, petugas foto kopi sudah paham betul berapa lembar kopi yang dibutuhkan untuk tujuan yang dimaksud. Plus-nya lagi, petugas foto kopi tanpa diminta akan menata dan menstaples berkas-berkas itu pada map. Biayanya? Lima ribu rupiah saja.

Ruang tunggu lapang dan dingin. (Foto: Dok. Pribadi)
Dari situ saya kembali ke loket cek fisik untuk mendapatkan stempel legalisir petugas cek fisik. Lalu diarahkan ke loket 1 untuk diperiksa. Setelah itu, disilakan masuk ke ruang dalam menuju loket 6; berkas yang sudah ditata tukang foto kopi dirapikan lagi. Berikutnya disarankan menuju loket nomor 23. Antri sebentar, dipanggil petugas loket 25; membayar pajak kendaraan. Duduk lagi di ruang tunggu yang luas dan berpendingin. Tak lama kemudian petugas loket 27 memanggil untuk membayar biaya STNK dan plat nomor baru; nilainya delapan puluh ribu rupiah. Oleh petugas loket 27 saya diarahkan untuk antri di depan loket 28.

Pada tanda loket 28 ini tertulis sebagai loket penyerahan STNK dan plat nomor polisi baru. Ini loket terakhir sebelum urusan di Samsat ini beres, pikir saya. Sambil menunggu, saya mengedarkan pandang. Penilaian saya, fasilitas di Samsat Manyar ini termasuk bagus. Ada ruang tunggu dan loket khusus lansia, ada pula ruang khusus ibu menyusui. Karena saya merasa belum lanjut usia maka saya menunggu di ruang dengan kursi yang tak empuk dibanding sofa di ruang tunggu lansia itu. Termasuk saya tidak duduk di ruang ibu menyusui karena saya bukan ibu-ibu. Hehe....
Ruang tunggu Lansia. (Foto: Dok. Pribadi)

Sepuluh menit menunggu di depan loket 28, baru nama saya dipanggil. “Ini tanda terimanya,” kata petugas.

Plat nomor dan STNK-nya?” tanya saya.

Ambil kesini enam bulan lagi,” jawab petugas laki-laki dengan nada ketus tidak, ramah juga tidak. Sampai-sampai ia tidak mengucap maaf untuk hal yang rentang waktunya sangat lama itu. Mungkin ia berlaku begitu karena telah ada kalimat permintaan maaf pada banner di sudut depan meja loket 28 tentang pemberitahuan dimaksud.

Saya pulang dari kantor Samsat dengan hanya mengantongi bukti pembayaran pajak kendaraan dan tanda terima pembayaran STNK plat nomor yang jadinya masih setelah lebarah haji nanti itu.

Nah, kalau dihitung, dari sejak saya datang tadi, sampai selesai ini, memakan waktu tak lebih dari dua jam dengan perincian semua tahapan saya urus sendiri sesuai prosedur yang terbilang lancar jaya.

Untuk membayar pajak tahunan, lebih enak disini saja. (Foto: Dok. Pribadi)
Pada spanduk di halaman depan memang tertera kalimat untuk tidak mengurus melalui calo. Keluar dari kantor Samsat, saya mencari-cari, masih adakah calo yang bergentayangan di sekitar Samsat ini? Saya menduga beberapa orang yang duduk-duduk di pinggir jalan itu adalah tersangkanya. Paling tidak, “Ngurus perpanjangan ya, Pak?” seseorang yang kemudian mengaku bernama Sakip, usianya sekitar 35 tahun, berkaos oblong putih yang telah tidak putih lagi, yang sedari tadi duduk di depan musholla bertanya kepada saya. “Lewat saya saja, Pak. Satu jam selesai, dua puluh ribu saja,” katanya berpromosi.

Walau saya sudah bilang telah selesai mengurus sendiri, masih saja ia memberi nomor ponselnya agar, “Kalau lain kali mengurus, atau ada tetangga Bapak yang butuh, bisa langsung menghubungi saya, Pak. Saya tiap hari disini kok,” ujarnya.

Oh, ternyata ini salah satu calonya. Biaya jasanya duapuluh ribu saja (dengan janji) satu jam selesai. Atau, kita memilih menangani sendiri urusan di Samsat ini dengan memakan waktu dua jam selesai?  *****

Klik disini: pengalaman mengambil STNK, plat nomor dan BPKB  ke Samsat Manyar.


2 komentar:

  1. Ikut ngasih tip jg Kang ?
    Stnk saya malah baru keluar setahun :-(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enak sekali tukang cek fisik itu. Gesek-gesek gak sampai sepuluh menit dapat tip. Tadinya sih saya gak mau ngasih, eh lihat orang lain ngasih kok saya jadi latah. Maksud hati memberi limaribu, lha kok yang ketarik keluar dompet sepuluh ribu. Itu apes pertama, apes kedua ya itu, karena (konon) material STNK dan palt nomor lagi kosong, dua barang itu jadinya setengah tahun...

      Eh, untung ya (janjinya) cuma setengah tahun. Ketimbang Sampeyan yang malah setahun. :)

      (Terima kasih sudah mampir ke kedai saya yang teramat sederhana ini.)

      Hapus