MENDAPAT giliran
ketempatan pengajian rutin, walau dalam klausul, shohibul bait tak
perlu terlalu repot menyediakan ini-itu dan cukup air putih saja,
tetapi ya repot juga. Tamu adalah raja yang harus dihormati. Air
putih tentu baik dan akan lebih baik lagi bila ada temannya. Ya
gorenganlah, kacanglah atau yang semacamnya. Ia menjadi teman ngobrol
setelah yasinan selesai.
Tetapi istri saya punya
usul lain, “Bagaimana kalau kita beraqiqoh sekalian?” sebuah ide
yang langsung saya setujui.
Menurut saya, ia menjadi
praktis karena kami tak perlu mengundang ratusan orang secara satu
per satu, karena ratusan anggota pengajian akan datang sendiri sesuai
pengemumun di acara rutinan sebelumnya. Tentu, kami juga mengundang
tetangga kanan-kiri yang kebetulan tidak ikut sebagai anggota
pengajian. Lalu bagaimana kami mengolah daging kambing aqiqoh?
Memasak sendiri (dengan bantuan tetangga tentu saja) atau memesan
aqiqoh siap saji ke jasa yang melayani keperluan itu. Tetapi yang
mana? Kan banyak sekali yang mengiklankan jasanya dengan menempelkan
pamflet di pinggir-pinggir jalan?
Seorang tetangga berbaik
hati memberi kami saran untuk memakai sebuah jasa layanan aqiqoh,
“tetapi pesannya lebih baik agak dekat dengan hari H, karena kalau
terlalu lama, akan ada tambahan biaya memelihara kambing aqiqohnya,”
ia menerangkan.
Sebuah keterangan yang
lalu kami simpulkan kami kurang tertarik memakai jasa layanan itu.
Saya sih sebenarnya sudah punya gambaran. Seperti kalau air mineral
ya Aqua, atau kalau pompa air ya Sanyo, kalau aqiqoh ya Nurul Hayat.
Tak perlu datang ke
kantornya di Perum Gunung Anyar, saya cuma menelepon dan diterima
oleh petugas yang menerangkan dengan jelas tentang paket yang ada
lengkap dengan harganya. Termasuk daging kambing itu dikehendaki
diolah sebagai apa. Detai sekali, ramah sekali. Beres, tak memakan
waktu lama order saya diproses dan saya mendapatkan nomor order yang
harus disebutkan bilamana nanti saya menelepon lagi berkaitan dengan
masalah pesanan saya itu.
Paket pilihan telah saya
tentukan dan hari pengiriman telah pula saya sampaikan lengkap dengan
jamnya.
Dua hari sebelum hari H,
walau sejatinya hari itu saya hendak menelepon demi menanyakan
kepastian pengiriman pesanan saya, malah keduluan petugas Nurul Hayat
yang menepon saya tentang pesanan saya dan memastikan semuanya fixed
dan tak berubah.
Di hari H, walau
sebelumnya kiriman dibilang sampai jam empat, satu jam sebelum jam
empat paket telah kami terima. Dengan waktu yang lebih awal begitu,
ibu-ibu yang yang membantu istri saya lebih punya waktu untuk
menyiapkan segala sesuatunya walau acara baru akan dilaksanakan ba'da
sholat Isya'.
Alhamdulillah, acara
pengajian rutin di rumah saya yang kami susupi niat aqiqoh itu
berjalan lancar. Dengan melihat hidangan di piring sebagai suguhan
bersih nyaris tiada sisa, saya pikir menu olahan aqiqohnya sesuai
dengan selera.
Melhat dan mengalami
beraqiqoh di Nurul Hayat, saya nilai mereka profesional sekali.
Petugasnya, baik yang di call center maupun yang mengirim, ramah dan
cekatan. Semua terdata rapi di lembar kuitansi; tentang harga lengkap
dengan rinciannya, termasuk menu matang jam berapa dan olahan apa
yang perlu dipanakan ulang agar tidak basi.
Beberapa kali menerima
brekat dari acara aqiqoh dan mendapati kuah gulainya sudan basi,
sepertinya si pemesan kurang memahami anjuran yang telah ditulis,
atau membungkusnya dalam kondisi panas sehingga si menu menjadi cepat
rusak dan kurang layak dikonsumsi.
Tentang Yayasan Nurul
Hayat, secara keseluruhan menurut saya punya nilai lebih dibanding
yayasan sosial serupa. Ada kan lembaga sosial yang hanya menghimpun
dana donatur lalu menyalurkannya kepada yang berhak. Nilai lebih
Nurul Hayat adalah, mereka tidak hanya menghimpun dan menyalurkan
donasi, tetapi mempunyai beberapa lini usaha yang menopang
operasional Nurul Hayat sehingga, “Alhamdulillah, semua biaya
operasional dan seluruh gaji karyawan, telah bisa kami cukupi tanpa
sedikit pun mengambil dana dari para donatur,” demikian tulis Ustad
Bambang Heriyanto SE, dirut Nurul Hayat, yang pernah saya baca di
majalah donatur NH yang rutin saya terima tiap bulan.
Kalaulah saya diminta
menyebut satu kata untuk Nurul Hayat; hebat. ****
promosi nih ye ..? he he ...
BalasHapussemoga amalnya diterima oleh Allah swt.