Selasa, 08 Oktober 2019

Makna Nama

SUNGGUH, di blog ini sebisa mungkin saya menghindari menulis hal-hal berat. Apapun itu. Terlebih yang nyerempet soal akidah. Soal keyakinan, tentang agama. Yang saya sadar, sesadarnya, saya sangat tak tahu banyak tentangnya.

Bahwa, seperti Anda tahu, ada seorang penceramah yang bilang ada nama-nama yang 'tak sesuai' dan mesti diganti, karena nama itu berasal dari bahasa Sansekerta, misalnya, dan atau sebagai nama dewa dalam agama tertentu. Sebagai orang yang mempunyai nama yang tak 'berbau' bahasa Arab blas (yang banyak orang masih memiliki pemahaman bahwa apapun yang berbau Arab relatif identik dengan agama tertentu), tentu saya ikut merasa tersentil dengan ceramah sang ustad.

Sebenarnya sih, ini karena saya kurang kerjaan saja. Ngapain mesti ikutan baper, coba?

Dulu, pernah seorang tenant baru di tempat kerja saya juga salah sangka di saat pertama kita berkenalan.

"Edi", begitu saya mengenalkan diri kepada perempuan Tionghoa warga Malaysia yang bersuamikan orang India itu.

"Kristen?"

"Islam".

"Nama Edi kok muslim...", celetuknya.

Nah. Saya nyengir. Dan tak mungkin saya menyebut silsilah nama keluarga saya di hadapannya; Kakek buyut saya namanya Abdul Salam, sampai kakak kandung saya yang namanya Khoirul Anam.

Dan... nama ibu saya Sri. Yang, kata pak ustad itu, Sri adalah nama Dewi alias Dewa tapi perempuan. Dan Dewa adalah bla, bla, bla....

Namun begini, tentang nama, saya punya pemikiran, bahwa nama Jawa, sebagai misal, ada masanya. Maaf, saya tak menyebut contoh nama secara gamblang. Ada nama yang terbilang bagus, baik secara penyebutan dan secara makna, namun bila dipakai di masa kini, disematkan pada jabang bayi yang lahir di era milenial ini, ia akan terdengar kuno dan cenderung hanya pantas dipakai oleh orang yang sudah sepuh. Berbeda, misalnya, bila nama itu memakai bahasa Arab. Ia lebih tahan lama dan relatif lebih bisa 'sesuai' kapan saja. Tentu terbuka peluang bagi Anda untuk tidak sependapat dengan ini. Tidak apa-apa.

Intinya, lazimlah adanya orang tua memberi nama sebagus-bagusnya untuk para buah hatinya. Sebagai doa, sebagai pengharapan agar ia menjadi sesuatu sebagaimana makna dari namanya. Tentang memakai bahasa apa, bisa terserah saja.*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar